Bupati Purwakarta Jadi Pembicara di Malaysia
- Jay Ajang Bramena/VIVA.co.id
VIVA.co.id - Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi didaulat menjadi pembicara di ajang pertemuan para pewirausaha Asia Tenggara atau ASEAN Enterpreneurship Summit 2015 (AES2015).
Di forum itu, Dedi akan berbicara tentang “The Great Big ASEAN Opportunities in Indonesia” dengan kapasitasnya sebagai kepala daerah yang memiliki pengalaman mengelola pengembangan ekonomi kemasyarakatan dan industri di Kabupaten Purwakarta.
Ia dijadwalkan berbicara di puncak konferensi pada Sabtu, 21 November 2015. "Saya diundang menjadi pembicara, nanti di sana saya akan berbicara atas kapasitas saya sebagai kepala daerah dalam pengelolaan dan pengembangan ekonomi masyarakat dan industri," kata Dedi.
ASEAN Enterpreneurship Summit 2015 merupakan rangkaian acara yang diselenggarakan Kementerian Keuangan Malaysia dalam rangka memperkuat hubungan kerjasama dan membuka peluang investasi antar para pengusaha di ASEAN.
Rangkaian acara ini sudah dimulai sejak 16 November 2015 dan akan diakhiri dengan puncak konferensi pada 20–22 November 2015.
Pada puncak konferensi tersebut Bupati Purwakarta akan bersanding dengan berbagai tokoh internasional dengan berbagai latar belakang. Seperti pengusaha, ahli di bidang industri, penulis buku best seller, ilmuwan, budayawan, dan akademisi.
Mereka akan memberikan materi, berbagi pengalaman, dan mengemukakan pandangan-pandangan untuk menginspirasi para pengusaha-pengusaha di ASEAN sebagai peserta dari rangkaian acara AES2015 ini.
Soal kiprahnya di kancah internasional, Agustus kemarin, Dedi Mulyadi juga sempat berpidato dalam forum International Young Leader Assembly (IYLA) di Amerika Serikat.
Selama di negara adidaya itu, ia tidak melepaskan pakaian khas Sunda yang selalu dipakaikanya sehari-hari saat memimpin Purwakarta, pakaian pangsi berwarna putih-putih serta ikat di kepala.
Dalam lawatan ke Malaysia kali ini, Dedi pun akan menggunakan pakaian khas tersebut selama rangkaian acara. Menurutnya, kunjungan ini akan dimanfaatkan pula sebagai saran memperkenalkan kebudayaan Sunda ke dunia internasional.
"Ya tetap, pakaiannya seperti ini, sekaligus agar orang luar tahu bagaimana budaya kita, termasuk budaya pakaian," kata Dedi. (ase)
Laporan: Jay Ajang Bramena