Cerita Sahabat Kenang Masa-masa Kritis Dokter Andra

proses pemakaman alm dokter andra
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id - Rio Sondakh (25), dokter muda yang juga sahabat dari Dionisius Giri Samodra (24), mengatakan bahwa sudah ada penanganan yang dilakukan kala pria yang akrab disapa Andra itu mengalami sakit saat bertugas di kawasan Kepulauan Aru, Maluku.

Ibunda: Tuhan Persiapkan Andra untuk Jadi Pahlwan

Segala cara telah dilakukan olehnya bersama dengan dokter-dokter muda lainnya yang waktu itu juga bertugas di sana.

"Dia (Andra) sudah mengaku sakit sebelumnya. Lalu kami sempat cuti, saya ke Manado, dan dia ke Makassar, namun sudah mendingan katanya saat bekerja kembali. Tapi, ternyata dia masih sakit," kata Rio di TPU Kampung Kandang, Jalan Mohammad Kafi, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Minggu, 15 November 2015.

Rio diketahui merupakan sahabat Andra yang juga dokter muda, saat bertugas bersama Andra di Kepulauan Aru, Maluku. Kenangan yang paling dia ingat terhadap Andra adalah, sosok yang begitu gigih memberikan pelayanan kesehatan pada warga-warga di daerah terpencil tersebut.

"Andra tidak pilih-pilih, semua dilayani. Bahkan, Andra itu masuk ke luar rumah di sana. Cari siapa yang sakit di sana, dan membutuhkan pengobatan dari dokter," ujar Rio.

Ketika ditanyakan, bagaimana kondisi fasilitas rumah sakit tempat Andra bertugas dan dirawat saat sakit di sana, pria lulusan fakultas kedokteran Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) tersebut, berkata bahwa fasilitas yang ada sudah sesuai dengan predikat yang tertera pada rumah sakit tersebut.

"Spesialis ada, kondisi RS.Cendrawasih itu tipe c. Sudah pas buat tipe c. Ada yang di atas tipe c, tapi di luar Kepulauan Aru, yang kalau dengan kapal feri, harus ditempuh 12 jam," jelasnya.

Sementara itu, sahabat dari Andra yang lain, Henry Liemer (24), yang juga seorang dokter muda mengatakan bahwa rumah sakit tipe c fasilitasnya kurang lengkap, jika dibandingkan rumah sakit yang beritpe b atau a.

"Kurang lengkap tipe c fasilitasnya dibandingkan b. Otomatis, nggak lengkap," ujar Henry.

Namun, pria yang kini juga sedang menjalani tugas sebagai dokter muda di daerah Palu, Sulawesi Tengah tersebut menjelaskan, meski rumah sakit tipe c kurang lengkap fasilitasnya, namun, fasilitas yang ada tidak kurang seutuhnya. Menurutnya, hanya ada beberapa fasilitas saja yang kurang dalam rumah sakit tipe c.

"Ada bagian yang nggak lengkap, tapi di bagian tertentu nggak lengkapnya," tuturnya.

Seperti diketahui, nyawa Andra tidak dapat tertolong karena fasilitas kesehatan di tempatnya bertugas tidak memadai. Andra, sebelumnya menderita demam tinggi dan mengalami penurunan kesadaran dan trombosit dalam waktu cepat.

Sejumlah rekannya yang sama-sama mengikuti program magang di RS.Cenderawasih, Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru, Provinsi Maluku, sudah berupaya membantu. Tapi, upaya merujuk Andra ke rumah sakit di Ambon terkendala karena sarana transportasi.

Andra akhirnya menghembuskan napas terakhirnya saat berada di atas pesawat, yang akan membawanya menuju Ambon, setelah sebelumnya dalam kondisi yang telah lemah menunggu pesawat, untuk membawanya ke Ambon. (ase)