Duka untuk dr Andra di Hari Kesehatan Nasional
VIVA.co.id - Hari Kesehatan Nasional yang jatuh setiap 12 November 2015, menjadi duka tersendiri bagi para dokter. Khususnya mereka yang menjalani tugas di daerah pedalaman.
Di Sukabumi, Jawa Barat, seluruh dokter mengenakan pita hitam sebagai tanda duka atas kematian, Dionisius Giri Samodra (24) atau yang akrab disapa Andra.
Dokter muda yang sedang menjalani masa tugas di daerah pedalaman Kepulauan Aru, Maluku, meninggal karena tidak dapat tertolong akibat fasilitas kesehatan yang terbatas. Selain itu, Andra tidak dapat dievakuasi dengan cepat ke rumah sakit karena jarak yang terlalu jauh.
Atas kejadian yang menimpa Andra, para dokter yang bertugas di berbagai instansi di Kota Sukabumi memakai pita hitam sebagai tanda berduka atas meninggalnya rekan seprofesi mereka.
Para dokter yang didominasi dokter muda mengenakan pita hitam saat upacara Hari Kesehatan Nasional di Lapangan Merdeka, Kota Sukabumi, Jawa Barat.
"Pita hitam ini merupakan bentuk kepudilan kami untuk para dokter yang bertugas dipedalaman," ujar dr. Jefri, Ketua IDI Kota Sukabumi.
Menurut Jefri, dokter memiliki tugas kemanusiaan, tapi sarana pendukung bagi dokter di daerah pedalaman masih sangat minim.
Seperti diketahui, nyawa Andra tidak dapat tertolong karena fasilitas kesehatan di tempatnya bertugas tidak memadai. Andra sebelumnya menderita demam tinggi dan mengalami penurunan kesadaran dan trombosit dalam waktu cepat.
Sejumlah rekannya yang sama-sama mengikuti program magang di RS Cenderawasih, Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru, Provinsi Maluku, sudah berupaya membantu. Tapi upaya merujuk Andra ke rumah sakit di Ambon terkendala sarana transportasi.
Dalam kondisi lemah, dokter yang telah bertugas di RS Cendrawasih sejak Juni 2015 itu menunggu dengan tidak pasti pesawat yang akan membawanya ke Ambon.
Membutuhkan waktu setidaknya 3,5 jam lebih untuk menuju Ambon melalui jalur udara. Dalam perjalan dari Dobo menuju Ambon, Andra menghembuskan nafas terakhirnya di atas pesawat.
Laporan: Mohamad Akasah