Titik Soeharto: Kami Tak Masalahkan Gelar Pahlawan Nasonal

Rabu, 11 November 2015 - 17:21 WIB
Oleh :
Titik Suharto
Titik Suharto
Sumber :
  • Daru Waskita/VIVA.co.id
Photo Mini 1
VIVA.co.id
- Rencana pemerintah memberikan gelar pahlawan kepada mantan Presiden RI HM Soeharto, menuai pro dan kontra.  Kondisi ini mengundang salah satu anak penguasa Orde Baru tersebut angkat bicara.


Siti Hediati Soeharto, SE atau yang lebih dikenal dengan sebutan Titiek Soeharto mengatakan bahwa keluarga tidak pernah meminta kepada pemerintah agar HM Soeharto diberi gelar pahlawan.


"Keluarga tidak pernah mempermasalahkan mendapatkan gelar pahlawan atau tidak. Bagi kami yang terpenting adalah Pak Harto masih ada di hati sebagian besar rakyat Indonesia," kata Titiek di sela-sela penyaluran bantuan 16 traktor tangan dan 10 pompa air dari Kementerian Pertanian di Balai Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, Rabu, 11 November 2015.
Baca Juga :
Fahri Hamzah Dukung Soeharto Dapat Gelar Pahlawan Nasional


Baca Juga :
Beri Gelar Pahlawan, Pemerintah Jangan Terjebak Kontroversi
Menurut Tititk, maraknya stiker yang dipasang di mobil-mobil dengan tulisan
"luwih enak jamanku ta" (
Baca Juga :
Karena Jasa, Soeharto dan Gus Dur Layak Pahlawan Nasional
lebih enak jamanku tho?)
menunjukkan bahwa rakyat Indonesia masih mencintai Pak Harto. Ia berpendapat,  mereka yang membuat dan memasang stiker tersebut melakukannya secara sukarela dan keluarga besar Pak Harto tidak mengetahui siapa yang membuat dan memasangnya.


"Saya terharu bagaimana masyarakat mencintai Pak Harto dari pada setiap tanggal 10 November pro kontra pemberian gelar kepada Pak Harto terus terjadi," jelas mantan istri Prabowo Subianto tersebut.


Lebih jauh Wakil Ketua Komisi IV DPR ini juga mengatakan jika pemerintah benar-benar menganugerahkan gelar pahlawan, tentu keluarga akan berterimakasih karena negara mengakui jasa-jasa Pak Harto selama memimpin Indonesia.


"Mosok sih 32 tahun tidak berbuat apapun bagi Bangsa Indonesia," tuturnya.

Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
menunjukkan bahwa rakyat Indonesia masih mencintai Pak Harto. Ia berpendapat,  mereka yang membuat dan memasang stiker tersebut melakukannya secara sukarela dan keluarga besar Pak Harto tidak mengetahui siapa yang membuat dan memasangnya.
Halaman Selanjutnya