Gubernur Ganjar Kurangi Pakaian Dinas PNS Jateng

Ganjar Berencana Tambah Hari Berbatik bagi PNS Jateng
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dwi Royanto
VIVA.co.id - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, berencana menerapkan kebijakan baru bagi para pegawai negeri sipil (PNS), yakni mengurangi penggunaan pakaian dinas. Dia malahan akan menambah hari penggunaan pakaian adat dan batik untuk para aparatur Pemerintah Provinsi.
Batik Generasi Muda Danar Hadi dengan Sentuhan Modern

Skenario Ganjar: penggunaan pakaian dinas atau dalam istilah lokal disebut baju keki hanya tiap Senin, lalu pakaian lurik (baju adat tradisional Jawa) untuk hari Selasa, dan Rabu sampai Jumat mengenakan batik.
Carita Dasa Windu, Hadiah Eksklusif untuk Habibie

Dia mengakui rencana itu memang bertentangan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 68 Tahun 2015 tentang Pakaian Dinas Harian Pegawai Negeri Sipil. Namun dia akan mencoba meminta izin kepada Menteri untuk mewujudkan rencana kebijakan barunya.
Patung Yesus dan Bunda Maria di Gereja Klaten Dirusak

Ganjar berargumentasi, mengurangi penggunaan pakaian dinas dan menambah pemakaian busana adat/batik demi menggerakkan industri batik di Jawa Tengah, selain juga melestarikan warisan budaya leluhur itu. Dia meyakini kebijakan itu juga dapat menyelamatkan industri batik di Jawa Tengah di tengah perlambatan ekonomi nasional seperti sekarang.

"Tetap menghidupkan industri batik yang telah ada serta nguri-nguri (melestarikan) kebudayaan dengan bentuk konkret," kata Ganjar saat meninjau sentra perajin batik di Lasem, Rembang, Jawa Tengah, kemarin.

Upaya melestarikan batik sekaligus menggerakkan industri itu, kata Ganjar, harus disokong dan diintervensi kebijakan Pemerintah. Soalnya hal itu berhubungan dengan kondisi perekonomian nasional. Industri batik bakal melemah atau bahkan mati jika dibiarkan begitu saja.

"Yang bisa menstimulus itu Pemerintah, maka kita akan mendorong hal tersebut. Ini juga bagian dari nguri-nguri budaya," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, para perajin batik Lasem memang mengeluhkan industri yang lesu akibat pelemahan ekonomi nasional. Mereka bahkan mendesak Ganjar agar menyampaikan kepada Menteri Dalam Negeri agar membuat kebijakan yang pada pokoknya menambah hari penggunaan batik bagi PNS se-Indonesia.

Menurut Sigit, Ketua Koperasi Batik Tulis Lasem, di tengah keterpurukan ekonomi nasional kini, banyak perajin batik di Lasem yang mengalami penurunan omset karena pangsa pasar berkurang. Ada 64 anggota pengusaha batik di Lasem dan lebih 5.000 perajin yang menekuni batik khas bermotif perpaduan seni Persia, Jawa, dan Tiongkok itu.

"Kami minta ada aturan baru yang mengatakan pemakaian batik itu lebih dari satu hari bagi PNS," katanya.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya