Bang Japra, Minyak Wangi dan Kopi Terakhir
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id - Marsin Sarmani alias Japra (40), korban yang tewas ditembak Sersan Dua Yoyok Hadi, anggota Baintel 2/3/A Kie Taipur Yon Intel Kostrad, adalah seorang karyawan CV Bahir Electrik, perusahaan alat listrik yang kantornya di Cibinong, Bogor.
Selain bekerja di pabrik, Japra juga mencari sampingan sebagai tukang ojek. Sebelum tragedi maut menjeput ajalnya, Japra sempat bercengkerama dengan rekan-rekannya di pangkalan ojek di kawasan Jalan Mayor Oking, Cibinong.
Samsuri, juru parkir yang juga rekan Japra bercerita, sebelum kejadian penembakan Japra memang sempat berada lama di pangkalan. Japra, kata Samsuri, sempat membelikan kopi kepada teman-teman di pangkalan ojek.
Sore itu, perilaku Japra memang agak aneh, dia kerap bolak-balik masuk dan keluar musala yang ada dekat pangkalan. Kejadian aneh lain menurut rekan-rekan Japra, saat kopi yang dipesanan datang. "Gelas kopi itu tiba-tiba pecah saat akan disentuh Japra," kata Samsuri, Jumat 6 November 2015.
Tidak lama setelah itu Japra kemudian pergi. Dan Samsuri kembali bertemu Japra sudah tergeletak di depan pom bensin dengan kondisiĀ darah segar mengalir dari kepalanya.
Semula ada teriakan tabrak lari saat Japra tergeletak. Tapi Samsuri tidak yakin itu kejadian tabrak lari karena kondisi jalan sedang macet. Saat didekati, dia lihat motor korban masih dalam kondisi distandar. Saat didekati, Samsuri langsung mengenali bahwa korban adalah Japra.
"Aduh ini Bang Japra," kata Samsuri. Beberapa rekan Japra yang sempat lihat penembakan itu berusaha mengejar pelaku. Namun kabur.
Cerita cepat beredar, ada beberapa saksi yang melihat Japra terlibat cecok mulut dengan pengendara mobil Honda CRV warna silver. Tak lama, terdengar suara letusan senjata dan Japra tersungkur. Saksi lain yang juga tukang ojek menduga motor Japra dan mobil pelaku sempat senggolan.
"Banyak cerita penyebab Bang Japra ditembak. Tapi bersyukur, kurang dari satu jam ada informasi pelakunya sudah ditangkap. Kami langsung tahu kalau pelakunya itu anggota TNI," kata Samsuri.
Minyak wangi
Tragedi maut yang menimpa Japra dengan cepat sampai kepada anak dan istrinya. Rumah duka ramai dikunjungi tetangga, mereka ingin memastikan apa sebenarnya yang menimpa Japra.
Anak dan istri Japra juga kaget, karena apa yang menimpa Japra sangat mendadak. Mereka tidak dapat menerima orang yang dikasihinya pergi dengan cara yang keji.
Sambil bercucuran air mata, Melania Sagita, putri pertama Japra bercerita, dia sempat tidak dipercaya ayahnya sudah terbujur kaku hanya karena masalah sepele.
Meski tak banyak bicara sebelum hari nahas itu datang, tapi Mela telah memenuhi keingnan ayahnya yang terakhir. Japra ingin dibelikan minyak wangi.
"Saya bangga dengan Bapak, dia orangtua terbaik bagi saya. Bapak orangya kuat, baru kali ini Mela lihat Bapak seperti ini," katanya.
Menurut Mela, sekitar pukul 14.35, Mela sempat berkirim pesan dengan ayahnya. Dia menawari bapaknya minyak wangi. Karena sudah dibelinya, Mela menyampaikan minyak wangi itu dia simpan di meja belajar.
"Minyak wangi jadi obrolan terakhir saya," kata Mela.
Keluarga almarhum Japra mengencam aksi penembakan ini. Keluarga minta pelaku dihukum berat dan dipecat sebagai anggota TNI.
"Saya mewakili keluarga pengennya pelaku dihukum yang berat, dipecat dari jabatannya," kata adik korban, Rizal, di rumah duka.
Rizal menyesalkan arogansi Serda Yoyok Hadi yang mengeluarkan senjata saat cekcok dengan korban di tempat umum. Kemudian pelaku langsung menembak kepala Japra, yang meninggalkan seorang istri dan dua orang anak. Karena itu, keluarga meminta pelaku dihukum seberat-beratnya, setimpal dengan perbuatannya.