Memahami Ciri Letusan Gunung Rinjani
- dok - PVMBG
VIVA.co.id - Badan Geologi, Kementerian ESDM, terus melakukan pemantauan secara intensif guna mengevaluasi tingkat aktivitas Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat. Mempertimbangkan potensi ancaman bahayanya, maka sejak 25 Oktober 2015 pukul 13.00 WITA, status Gunung Rinjani dinaikan dari Level I Normal menjadi Level II Waspada.
Dari data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Gunung Rinjani memilik sejarah aktivitas erupsi yang dicirikan oleh erupsi-erupsi yang bersifat eksplosif dan efusif dengan pusat kegiatan di Gunung Barujari yang terletak di dalam Kaldera Gunung Rinjani.
Dalam sejarah aktivitasnya, erupsi Gunung Rinjani mengindikasikan potensi ancaman bahaya berupa jatuhan piroklastik, hujan abu dan aliran lava. Piroklastik adalah bebatuan klastik yang terbentuk dari material vulkanik. Piroklastik biasanya dibentuk dari abu vulkanik, lapilli dan bom vulkanik yang dikeluarkan dari gunung berapi.
Daerah yang berpotensi terancam jatuhan piroklastik dan abu terletak di dalam kaldera, jatuhan abu juga dapat tersebar di sekeliling Gunung Rinjani tergantung pada arah angin.
Sementara ancaman bahaya secara tidak langsung berada di daerah utara G. Rinjani terutama di daerah aliran sungai Kokok Putih yang berhulu di area bukaan kawah.
Erupsi di dalam kaldera dapat menyebabkan peningkatan muka air Danau Segara Anak yang selanjutnya berpotensi menyebabkan banjir bandang di Sungai Kokok Putih.
Gunung Rinjani di Nua Tenggara Barat sempat meletus hebat pada Selasa 3 November 2015. Gunung purba ini menyemburkan abu hingga 3.500 meter dan sempat menutupi Selat Lombok, Bali, Selat Bali dan Banyuwangi Jawa Timur.
Rekomendasi
Masyarakat di sekitar Gunung Rinjani dan pengunjung atau wisatawan tidak diperbolehkan beraktivitas dan berkemah di dalam Kaldera Gunung Rinjani dan di dalam radius 3 km dari kawah Gunung Barujari yang berada di dalam Kaldera Gunung Rinjani.
Jika terjadi hujan abu, masyarakat untuk diam di dalam rumah, dan apabila berada di luar rumah disarankan memakai masker, penutup hidung dan mulut serta pelindung mata agar terhindar dari infeksi saluran pernapasan (ISPA) dan iritasi mata.
Masyarakat di sekitar Gunung Rinjani diharap tenang dan tetap waspada, tidak terpancing isu-isu tentang erupsi Gunung Rinjani.
PVMBG akan selalu berkoordinasi dengan BNPB, BPBD Provinsi Nusa Tenggara Barat dan BPBD Kabupaten Lombok Timur, Lombok Tengah dan Lombok Utara dalam memberikan informasi tentang kegiatan Gunung Rinjani.
Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur, Lombok Tengah dan Lombok Utara agar senantiasa berkoordinasi dengan PVMBG melalui pos pengamatan Gunungapi Rinjani yang terletak di Desa Sembalun Lawang, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur atau dengan PVMBG di Bandung.
Akibat erupsi Gunung Rinjani, empat bandara penutupan empat bandara diperpanjang. Penutupan akan dilakukan hingga Jumat besok, 6 November 2015.
Selain Bandara Ngurah Rai, penutupan juga dilakukan Bandar Selaparang, Lombok, Bandara Internasional Lombok (Lombok Praya) dan Bandara Blimbingsari, Banyuwangi, Jawa Timur.
Sebelumnya, pakar Geologi, Surono memastikan, tidak ada material pijar yang keluar dari kaldera Gunung Rinjani. Karena itu masyarakat di Lombok tidak perlu khawatir.
Menurut dia, material yang keluar langsung jatuh ke kaldera Gunung Rinjani. Ini dipastikan karena ada aliran lava di dalam kaldera Gunung Rinjani dari Gunung Barujari.
Surono menjelaskan, bila melihat dari data kegempaan, kecil kemungkinan akan ada letusan besar di Gunung Rinjani. Meski demikian, Surono tidak bisa meramalkan kapan aktivitas Gunung Rinjani akan turun. Selain itu, jangan membayangkan letusan Gunung Rinjani seperti erupsi Gunung Sinabung.
"Kalau turunya saya tidak bisa meramalkan. Evaluasi terus dilakukan setiap enam jam. Ini selalu dikoordinasikan dengan bandara terdekat," katanya.