Siswa SD Ciptakan 'Terminator' Pembasmi Rayap
Selasa, 3 November 2015 - 10:57 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Dwi Royanto
VIVA.co.id - Dua siswa sekolah dasar di Semarang, Jawa Tengah, menciptakan cairan yang diklaim ampuh membasmi rayap. Cairan itu mereka namai Terminator (akronim dari Termite exterminator) dan memenangkan medali perak dalam ajang World Creativity Festival di Daejeon, Korea Selatan, tahun 2015.
Kedua siswa itu adalah Muhammmad Baiata Farisi (11 tahun) dan Muhammad Zulfikar Avicenna (10 tahun). Masing-masing kelas VI A dan V B di SD Semesta Bilingual Boarding School, Semarang.
Terminator bukan berbahan kimia dengan formula rumit, tetapi sangat sederhana, yakni dari buah bintaro atau pongpong fruit (carbera manghas). Buah beracun itu mudah ditemui di Kota Semarang dan lazimnya dipakai sebagai racun tikus.
Avicenna menceritakan mereka menciptakan cairan itu gara-gara geram dengan ulah rayap yang merusak buku-buku dan rak pada perpustakaan di sekolah. Mereka mencari tahu cara ampuh membasmi rayap dari buku pelajaran dan penelusuran melalui laman pencari di internet, sampai ditemukan referensi yang menyebut buah bintaro.
Avicenna dan Farisi dibantu seorang guru pembimbing kemudian mencari buah bintaro. Cara membuat cairan pembasmi rayap itu sangat sederhana. Buah bintaro hanya dipotong kecil-kecil, lalu diblender atau digiling hingga halus dan berbentuk sangat cair. Cairan sebanyak 100 gram dicampur air sulingan seberat 300 gram.
Setelah itu, campuran air dan hasil blenderan buah diaduk lalu disaring. Terakhir, cairan yang sudah jadi itu harus didiamkan selama dua hari untuk ekstraksi sebelum digunakan.
Setelah proses ekstraksi, cairan itu bisa langsung digunakan untuk membunuh rayap yang bersarang di sejumlah tempat. Caranya hanya tinggal menyemprotkannya sebanyak tiga kali dan seketika rayap pun mati.
"Dulu pas uji coba ini sempat gagal satu kali. Tapi yang kedua berhasil. Itu sebulan sebelum lomba di Korea," kata Farisi di Semarang pada Selasa, 3 November 2015.
Baca Juga :
Begini Rupa Api Jenis Baru
Avicenna maupun Farisi pun mengaku cukup percaya diri mempresentasikan temuan mereka di hadapan dewan juri saat lomba di Korea. Dua siswa yang cakap berbicara bahasa Inggris itu yakin akan hasil karyanya akan mampu menyabet juara.
Baca Juga :
Upaya Kloning Mammoth Sudah Masuk ke Tahap Awal
Guru pembimbing mereka, Umarudin, mengaku hanya mendampingi dan mengarahkan kedua siswanya yang melakukan uji coba temuan serta mencarikan jurnal sebagai literatur.
Dia dan para siswanya sedang mempertimbangkan mendaftarkan hak paten temuan cairan pembasmi rayap itu. Tetapi mereka akan melakukan riset lagi untuk menyempurnakan cairan itu.
"Kita akan kaji lebih lanjut secara ilmiah. Kalau dalam jurnal, buah bintoro memiliki senyawa yang bisa dimanfaatkan," katanya.
Meski belum dijadikan produk paten, beberapa pihak yang mendengar informasi cairan pembasmi rayap itu sudah banyak memesan di SD Semesta. Bahkan, Kepolisian sudah memesan lima liter cairan itu.
"Maka kami terus lakukan pembinaan terhadap kreativitas anak didik kami," kata Siti Zubaidah, Kepala SD Semesta Bilingual Boarding School Semarang.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Kita akan kaji lebih lanjut secara ilmiah. Kalau dalam jurnal, buah bintoro memiliki senyawa yang bisa dimanfaatkan," katanya.