285 Ton Garam Ditabur untuk Bikin Hujan

Petugas mempersiapkan hujan buatan dari dalam pesawat terbang beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • Anwar Sadat - VIVA.co.id
VIVA.co.id
Mengapa Praktik Bakar Hutan Berulang Lagi?
- Pemerintah mengaku jika upaya untuk mengurangi titik api dan kebakaran hutan dilakukan secara terus menerus. Hasilnya kini bisa dirasakan.

Satelit Lapan Deteksi 232 Hotspot Jelang Puncak Kemarau

Menurut keterangan resmi Sekretariat Negara, Minggu, 1 November 2015, saat ini titik api telah berkurang dari sekitar ribuan menjadi hanya ratusan. Begitu pula jarak pandang, yang sebelumnya rata-rata kurang dari 500 meter, saat ini mulai terlihat jelas.
Jelang Puncak Kemarau,Titik Api di Sumatera Meningkat


"Total 284,9 ton garam (NaCl) yang telah ditaburkan ke awan sejak Juni hingga sekarang. Penaburan ini melibatkan empat pesawat terbang, yaitu 3 pesawat Casa dan 1 pesawat CN-295 yang ditempatkan di Pekanbaru, Palembang, Pontianak dan Palangkaraya," ujar pihak Humas Kemensetneg, dalam situsnya.


Dipaparkan humas Setneg, proses penyemaian ini dilakukan bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU), dan Kememnterian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).


Dalam prosesnya, dijelaskan dalam situs tersebut, garam dapur (NaCl) dengan butiran sangat kecil ditaburkan pada awan-awan Cummulus. ‎Butir NaCl bersifat higroskopis yang menyerap butir-butir air dalam awan sehingga bertambah besar ukuran butirnya. Adanya proses tumbukan dan penggabungan di dalam awan menyebabkan turunnya hujan.


"Titik api menurun, jika sebelumnya jumlah titik api sering mencapai ribuan, ‎misal 2.218 hotspots di Indonesia, pada 24 Oktober 2015, namun Sabtu 31 Oktober 2015 hanya 402 hotspots. ‎Begitu pula jarak pandang, jika sebelumnya rata‎-rata kurang dari 500 meter, namun saat ini sudah menjauh. Pagi ini di Padang 4 kilometer, Pekanbaru 7 kilometer, Jambi 2,8 kilometer, Palembang 800 meter, Pontianak 2 kilometer, Palangkaraya 1,5 kilometer, dan Banjarmasin 6 kilometer. Indeks kualitas udara‎ PM10 yang sebelumnya di banyak kota sering level Berbahaya, pada hari ini kota-kota di Sumatera dan Kalimantan berada pada level Baik-Sedang," klaim mereka.


Sesuai dengan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pada 26 sampai 31 Oktober 2015, hujan dan awan-awan potensial banyak di Sumatera dan Kalimantan. Untuk mempercepat dan meningkatkan intensitas hujan maka Pemerintah mengintensifkan operasi hujan buatan.


"Presiden Joko Widodo telah memerintahkan hujan buatan ditingkatkan saat banyak awan seperti sekarang. Bahkan TNI AU akan mengirim pesawat Hercules C-130 untuk hujan buatan," tulis humas.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya