Kocak, Seorang Kakek Bayar PSK Pakai Uang Mainan
- REUTERS/Christian Hartmann
VIVA.co.id - Apa yang dilakukan seorang kakek bernama Subakhir, warga Jepara, Jawa Tengah ini sungguh di luar nalar. Kakek berusia 60 tahun itu harus berurusan dengan polisi lantaran membayar biaya jasa wanita pekerja seks komersial (PSK) dengan uang mainan.
Kejadian menggelikan itu terjadi pada Selasa, 27 Oktober 2015 lalu. Bermula saat sang kakek berada di Terminal Terboyo, Semarang, setelah menempuh perjalanan dari tempat asalnya di Jepara.
Kebetulan di terminal terbesar Kota Lumpia itu memang banyak ditemui kawanan 'kupu-kupu malam' yang selalu menjajakan diri kepada para lelaki hidung belang.
Fenomena malam yang sungguh aduhai membuat hasrat liar sang kakek pun mulai berkecamuk. Jiwa mudanya kembali muncul. Terbesitlah ide untuk memesan layanan 'esek-esek' kepada salah satu PSK yang sepanjang mata melihat selalu berseliweran di lokasi terminal.
Sejurus kemudian, Subakhir menemukan satu 'kupu-kupu malam' yang memikat matanya. Sebut saja SA (28), seorang PSK yang biasa mangkal di kawasan terminal.
Berbagai jurus merayu pun dikeluarkan Subakhir untuk membuat kesepakatan layanan wisata birahi singkat bersama SA.
Tak butuh waktu lama bagi Subakhir dan SA bertransaksi. SA siap di-booking layanan short time dengan imbalan Rp100 ribu. Baik Subakhir maupun SA kemudian sepakat untuk menuju ke sebuah hotel yang lokasinya tak jauh dari terminal.
Kencan singkat keduanya di hotel rupanya berjalan mulus. Sang kakek bahkan merasa puas dengan servis singkat SA malam itu. Namun suasana kebahagiaan keduanya berubah tegang lantaran usai kencan selesai sang kakek terburu-buru hendak pergi.
Ironisnya lagi, Subakhir hanya memberikan uang tips kepada SA berupa lembaran-lembaran uang mainan. Dari beberapa lembar uang itu hanya Rp16 ribu yang diketahui uang asli.
Tak terima dengan sikap Subakhir, SA pun naik pitam. Sembari mengamuk, SA lantas melaporkan sang kakek kepada petugas hotel.
"Sudah enak masak bayar pakai uang mainan. Jelas saya tak terima, kesepakatannya bayar Rp100 ribu kok. Masak uang dia yang asli cuma Rp16 ribu," kata SA dengan nada jengkel di hadapan petugas hotel.
Selanjutnya>>> Dibawa ke kantor polisi...
Oleh petugas hotel, keributan itu kemudian dilaporkan ke Babinkamtibmas Polsek Genuk Semarang untuk mendapatkan penanganan. Tak berselang lama, anggota Babinkamtibmas Terboyo Wetan, Aiptu Subagyo tiba di lokasi.
Keduanya lantas dibawa ke kantor Polsek Genuk untuk dimintai keterangan. Parahnya lagi, saat tas Subkhir digeledah petugas ditemukan lembaran-lembaran uang mainan pecahan mulai dari uang kertas Rp2 ribu sampai Rp100 ribu. Jumlah total uang mainan itu Rp28.489.000.
"Iya, itu uang mainan semuanya yang sering digunakan akak-anak. Hanya Rp16 ribu yang asli," kata Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Burhanudin.
Kasus tersebut, kata Burhanudin, langsung ditangani Polsek Genuk. Tapi dari hasil pemeriksaan tak ditemukan adanya unsur pidana dalam kejadian yang melibatkan Subakhir dan SA.
Polisi akhirnya hanya memberikan pembinaan dan melepaskan keduanya setelah menjalani pemeriksaan.
Namun, SA yang sejak awal telah menaruh rasa jengkel kepada Subakhir tetap saja meminta bayaran atas layanan short time yang diberikan kepada Subakhir.
Karena Subakhir hanya punya uang asli Rp16 ribu, salah seorang anggota polisi akhirnya rela merogoh koceknya untuk sekadar memberi uang ganti rugi kepada SA. (ase)