Benci Amerika, Tapi Korban Bom Justru Warga Indonesia
VIVA.co.id - Tindakan kelompok teroris yang kerap menebar teror di Tanah Air, kerap dianggap salah sasaran. Sebab, tindakan yang kadang disebut untuk membalas sikap Amerika Serikat dan Rusia, justru malah mengorbankan warga negara sendiri.
Dikatakannya, efek benci kelompok terorisme terhadap Amerika dan Rusia, lantaran mereka dinilai terus ikut campur di sejumlah negara Islam, termasuk Indonesia. Hal itu pulalah yang dipastikan akan melanggengkan tindakan terorisme di dunia.
"Warga Indonesia yang justru menjadi korban ledakan bom yang dilakukan oleh teroris, dan sangat mungkin kejadian akan terulang kembali di Indonesia," kata Abdurrahman Ayyub, mantan anggota jaringan terorisme di Yogyakarta, Rabu 28 Oktober 2015.
Menurutnya, perkembangan jaringan terorisme saat ini, lebih cepat dibandingkan dahulu. Sebab, menjadi anggota jaringan terorisme di masa lalu, harus melewati tahapan panjang. Terlebih, perkembangan teknologi informasi sangat cepat, sehingga perekrutan jaringan terorisme semakin mudah.
"Beda sekali perekrutan jaringan terorisme dahulu dan sasarannya tidak menyasar masyarakat sipil," ungkapnya.
Dengan kemajuan informasi teknologi tersebut, maka pemerintah, atau lembaga yang berwenang dinilai wajib memblokir situs-situs yang mengatasnamakan Islam.
"Kalau di dalam situs tersebut isinya menebar kebencian, mengkafirkan orang, atau negara, maka situs tersebut layak dicurigai," tuturnya. (asp)