Polisi: Ada Diskusi Mengarah SARA di Ubud Writer Bali
- Istimewa
VIVA.co.id - Kepala Kepolisian Resor Gianyar Bali Ajun Komisaris Besar Polisi Farman menjelaskan alasannya meminta panitia Ubud Writer untuk mempertimbangkan tiga program yang direkomendasikan untuk tidak dilaksanakan.
Salah satu hal yang membuat Polres Gianyar untuk mempertimbangkan program Ubud Writer tak dijalankan adalah pemutaran film The Look of Silence.
Menurut Farman, film karya Joshua Oppenheimer itu tak lulus sensor. "Kita ketahui jika film itu juga mengangkat tema tentang PKI. Ada korban yang diwawancarai di film itu," kata Farman saat dihubungi VIVA.co.id, Sabtu 24 Oktober 2015.
Selain itu, Farman menyayangkan pihak panitia mengambil tema tentang organisasi yang masih dilarang di Indonesia itu. "Kenapa harus tentang PKI," tanya Farman.
Menurut dia, pembahasan mengenai program Ubud Writer itu sudah berlangsung sejak lama melibatkan berbagai pihak. Bahkan, Polres Gianyar diminta oleh Pemerintah Kabupaten Gianyar untuk memfasilitasi persoalan tersebut.
Menurut Farman, persoalan komunisme di Indonesia masih sangat sensitif. Ia khawatir jika program Ubud Writer itu dilanjutkan justru akan menimbulkan dampak negatif.
"Itu sangat sensitif. Nanti kalau dibiarkan berjalan, timbul sesuatu di tengah jalan justru malah membuat kegiatan itu buyar," katanya.
Selain itu, dalam program diskusi panel terkait rekonsiliasi dan pemulihan, Farman menilai jika moderator tak cakap memimpin jalannya diskusi, justru arahnya bisa saja menjadi liar.
"Kami tidak tahu arahnya ke mana kalau tidak ada moderator yang cakap. Kenapa membahas PKI dan tujuannya apa? Daripada kejadian repot semua, lebih baik kami konsultasikan untuk diubah," katanya.
Tak hanya itu, dalam sesi program lainnya ada pula hal yang menjadi perhatian khusus Polres Gianyar.
"Itu ada diskusi juga, yang bisa berkembang ke arah SARA. Di Indonesia ini masih kental sekali. Kami sarankan untuk diganti," ujar Farman.