Merawat Tradisi Leluhur di Kampung Bugis Pulau Dewata
Sabtu, 24 Oktober 2015 - 06:29 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Bobby Andalan
VIVA.co.id
- Hari siang menjelang sore. Ratusan orang terdiri dari anak-anak, remaja, orangtua, lelaki dan perempuan berbaris rapi. Mereka kemudian melantunkan Salawat Nabi. Sejurus kemudian, mereka berjalan mengelilingi desa.
Ya, inilah tradisi
megelicikan
Alquran di Kampung Bugis Desa Serangan, Denpasar. Hari itu merupakan tradisi di mana ratusan orang Kampung Bugis berjalan mengitari kampung membawa Alquran tua peninggalan leluhur warga Bugis di sini.
Muhadi, tokoh masyarakat Kampung Bugis menceritakan, tradisi ini merupakan warisan leluhurnya secara turun temurun. Tradisi bermula kala suatu ketika, penduduk di Kampung Bugis terjangkit penyakit lever. "Hampir merata warga yang terkena penyakit itu," kata Muhadi kepada
VIVA.co.id,
Jumat 23 Oktober 2015.
Selanjutnya, diputuskan untuk mengarak Alquran untuk menyembuhkan warga. "
Megelicikan
itu membawa keliling. Jadi waktu itu diputuskan oleh leluhur kami untuk membawa Alquran ini keliling kampung," katanya.
Muhadi yang juga Kepala Lingkungan Kampung Bugis itu melanjutkan, usai dibawa keliling kampung, warga yang terserang penyakit lever satu demi satu sembuh. "Sejak saat itu tradisi ini terus dilakukan tiap tahun," kata Muhadi.
Hari itu,
VIVA.co.id
berkesempatan menyaksikan tradisi unik tersebut. Di depan tampak anak-anak kecil berpakaian serba Islami. Di barisan depan setelah anak-anak kecil, nampak tiga orang berdiri barbaris rapi ke samping. Pria di tengah menjunjung Alquran kuno peninggalan leluhur yang dulu pertama kali diarak keliling kampung.
Pria di samping kanan kiri membawa bendera. sebelah kanan bendera Merah Putih, sebelah kiri bendera perkumpulan di Masjid Assyuhada Kampung Bugis Serangan.
Sambil berjalan kaki mengelilingi kampung, mereka melantunkan ayat-ayat suci Alquran. Sesekali memanjatkan Salawat Nabi. Acara diakhiri dengan pembacaan doa di depan masjid bersejarah tersebut.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Hari itu,