Keluarga Korban Ospek UINSA Tolak Jenazah Anaknya Diautopsi
Minggu, 18 Oktober 2015 - 09:59 WIB
Sumber :
- http://www.google.co.id/imgres
VIVA.co.id
- Dua mahasiswa yang diketahui berasal dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, meninggal saat menjalani pendidikan dan pelatihan unit kegiatan Mahasiswa Pecinta Alam Sunan Ampel (Mapalsa) di Wana Wisata Sumuran RPH Rejosari, Dusun Bekur, Desa Sumberejo, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang.
Keduanya adalah Yudi Akbar Rizky (18), mahasiswa UINSA semester 1, warga Sukilolo Park Regency 1/16 Surabaya; dan Lutfi Rahmawati (19), warga Jalan Barata Jaya 7/41 Surabaya.
Kerabat Lutfi Rahmawati, Suparlan Efendi (44) menyebut, Lutfi adalah anak semata wayang. Gadis itu dikenal sebagai anak baik yang rajin beribadah. Suparlan yang ditemui di kamar jenazah Rumah Sakit dr Saiful Anwar mengatakan, keluarga tak ingin melakukan autopsi pada jenazah Lutfi.
Namun jika di kemudian hari penyidikan kepolisian membutuhkan autopsi, keluarga rela jika makam Lutfi harus dibongkar.
Baca Juga :
Ikuti Diklat Pecinta Alam, Dua Mahasiswa Tewas
Keluarga berharap peristiwa tersebut tidak terulang lagi. Menurutnya, dibutuhkan ketelitian dari panitia penyelenggara diklat terhadap pesertanya.
“Untuk kegiatan Mapalsa memang harus diantisipasi sedini mungkin, jika ada tanda-tanda kegiatan yang membahayakan memang harus segera dicari jalan keluarnya,” katanya.
Dia menyayangkan jika ada kegiatan berbahaya namun dilakukan dengan persiapan yang kurang. Sebab yang dipertaruhkan adalah keselamatan dan nyawa peserta diklat. “Agar ke depannya tidak terjadi hal seperti ini, ini medan berat dan taruhannya nyawa. Mungkin pihak panitia harus lebih jeli melihat kondisi fisik peserta,” kata dia.
Sebelumnya, dua mahasiswa tewas ketika menjalani pendidikan dan pelatihan Mapalsa di Wana Wisata Sumuran RPH Rejosari, Dusun Bekur, Desa Sumberejo, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang yang berlangsung sejak Rabu 14 Oktober hingga Sabtu 17 Oktober.
Ada banyak materi luar ruangan yang dilakukan selama diklat, antara lain; panjat tebing, naik gunung dan susur gua. Pada kegiatan terakhir, dua korban meninggal sudah tidak mengikuti kegiatan naik turun tebing. Total terdapat 19 mahasiswa yang mengikuti kegiatan UKM Mapalsa.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
“Untuk kegiatan Mapalsa memang harus diantisipasi sedini mungkin, jika ada tanda-tanda kegiatan yang membahayakan memang harus segera dicari jalan keluarnya,” katanya.