Perbatasan Negara akan Berkembang Jadi Kota Baru
Jumat, 16 Oktober 2015 - 10:37 WIB
Sumber :
VIVA.co.id
- Program transmigrasi yang sekarang ini gencar di perbatasan negara, tidak hanya sekedar menerapkan pemindahan orang dari satu tempat yang padat ke kawasan baru. Saat ini kawasan baru itu akan disandingkan dengan desa-desa terdekat. Desa-desa sekitar yang sudah ada sebelumnya, tidak terabaikan dan akan diberikan perhatian yang sama.
“Dengan pendekatan sinergitas antara pendatang baru dengan masyarakat lokal, maka hubungan baik antar masyarakat bisa saling membantu untuk membangun dan mengembangkan kawasan. Yang terpenting, adanya rasa toleransi masyarakat,” ujar Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Marwan Jafar.
Salah satu pendekatan yang dilakukan adalah dengan melalui program SP-Pugar atau Satuan Pemukiman Pemugaran. Kata Marwan Jafar, akan diterapkan di perbatasan negara dengan tujuan agar semakin cepat maju, dari sumber daya manusia, pemukiman, infrastruktur dan kebutuhan lainnya.
Konsep SP Pugarini, Menteri kelahiran Pati Jawa Tengah mengatakan, pemukiman penduduk dan transmigran yang sudah ada (the existing villages) akan dibenahi dan ditata. “Sedangkan pemukiman desa-desa dalam satu kecamatan akan dibangun kembali dengan melibatkan penduduk setempat, transmigran baru, serta mendatangkan penduduk dari kecamatan maupun kabupaten lain di daerah tersebut,” ujarnya.
Arah kebijakan pemerintah dalam pengelolaan wilayah perbatasan yang semula cenderung berorientasi “inward looking”, diubah menjadi “outward looking”. Paradigma outward looking tersebut diarahkan pada pengembangan wilayah perbatasan sebagai beranda depan negara yang berfungsi sebagai pintu gerbang semua aktivitas, khususnya ekonomi dan perdagangan dengan negara tetangga.
Baca Juga :
Produk UKM Pedesaan Masih Kesulitan Promosi
“Kita akan mengelola batas wilayah Negara dan pembangunan kawasan perbatasan yang dilakukan secara kompehensif. Yakni meliputi pendekatan keamanan (security approach), pendekatan kesejahteraan (prosperity approach) dan pendekatan lingkungan (environment approach),” ujar Menteri Marwan.
Percepatan dan Pengembangan Kawasan
Penyelenggaraan transmigrasi sejak lama dilaksanakan di kawasan perbatasan negara, telah mampu mendorong percepatan pembangunan dan pengembangan kabupaten perbatasan darat yang ada di seluruh Indonesia.Hingga saat ini, sudah puluhan ribu transmigran dan penduduk sekitar yang mendiami kawasan transmigrasi di kabupaten-kabupaten perbatasan.
“Keberadaannya telah mampu mengakselerasi pertumbuhan ekonomi setempat. Sehingga mampu membentuk pusat pusat pertumbuhan baru di wilayah perbatasan, serta mendorong pemekaran kabupaten/kota,” ujar Menteri Marwan.
Beberapa kabupaten baru daerah perbatasan yang muncul berkat dorongan pembangunan dan perkembangan kawasan trasmigrasi, papar Menteri Marwan, antara lain Provinsi Papua meliputi Kabupaten Keerom hasil pemekaran dari Kabupaten Jaya pura, dan Kabupaten Boven Digul hasil pemekaran Kabupaten Merauke.
Kemudian, Provinsi Kalimantan Barat meliputi Kabupaten Bengka yang hasil pemekaran Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Timur meliputi Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Malinau sebagai hasil pemekaran Kabupaten Bulungan, serta Kabupaten Kutai Barat sebagai hasil pemekaran Kabupaten Kutai.
“Saya berharap agar desa atau kawasan pemukiman di wilayah perbatasan, lebih punya taraf hidup yang tidak kalah dengan negara tetangga. Harus lebih maju, karena disitulah beranda negara Indonesia,” ujar Menteri Marwan.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
“Kita akan mengelola batas wilayah Negara dan pembangunan kawasan perbatasan yang dilakukan secara kompehensif. Yakni meliputi pendekatan keamanan (security approach), pendekatan kesejahteraan (prosperity approach) dan pendekatan lingkungan (environment approach),” ujar Menteri Marwan.