Alasan Pengungsi Rohingya Kabur dari Aceh

Pengungsi Rohingnya.
Sumber :
  • Foto: Zulfikar Husein/VIVA.co.id.
VIVA.co.id
- Pengungsi Rohingya yang berada di pengungsian Blang Adoe, Kuta Makmur, Aceh Utara, mengaku bosan karena tidak diperbolehkan keluar.


Para pengungsi dilarang keluar dari barak pengungsian dengan alasan keamanan. Kondisi tersebut membuat mereka nekat memanjat pagar dan kabur dari barak pengungsian.


"
Pingin
jalan-jalan, di sini bosan," ujar Kanif, salah seorang pengungsi asal Rohingya, Jumat, 9 Oktober 2015.


Selain karena bosan dan jenuh, Kanif juga sangat ingin pergi ke Malaysia. Di sana, ia akan bertemu suami dan keluarganya. "Suami Malaysia, ayah Malaysia, semua Malaysia," kata Kanif.


Saat berada di lautan, para pengungsi Rohingya yang kabur dari negaranya terpisah dari keluarganya. Sebagian keluarganya beruntung mendarat di Malaysia sesuai dengan tujuan mereka. Namun sebagian lagi, telantar di lautan, hingga diselamatkan oleh nelayan Aceh.

Myanmar Diminta Tak Diskriminatif Terhadap Rohingya

Seorang relawan, Farida Hanum, mengaku pernah dihubungi via telepon oleh ayah dari salah seorang warga Rohingya bernama Khumaira yang berada di Blang Adoe. Kepada relawan, sang ayah meminta dikirimkan nomor rekening agar bisa mengirimkan sejumlah uang.
Tokoh Rohingya Sanjung Keramahan Warga Aceh Utara


Kemlu: RI Harus Bangga Bersedia Tampung Imigran
"Ayah Khumaira meminta nomor rekening. Dia ingin mengirim uang jajan untuk Khumaira. Tapi, saya bilang, tidak usah. Khumaira belum butuh uang. Sementara semua di sini tak perlu beli," kata Farida.


Pengungsi Rohingya tersebut sudah berupaya meminta pihak UNHCR untuk diajak jalan-jalan. Namun sayang, permintaan mereka belum juga dipenuhi oleh pihak yang berkewajiban melindungi pengungsi tersebut.


"Di Myanmar, kami tidak bisa ke luar kawasan karena kami muslim. Di sini, kami tidak boleh ke luar sedikit pun. Kalau kami bisa jalan-jalan kan senang hati. Kami sudah minta kepada UNHCR untuk membawa kami keluar sebentar dengan satu atau dua bus berisi 30 orang," kata Mohammad Hussin, pengungsi Rohingya. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya