Pertamina Dukung Konservasi Owa Jawa
Rabu, 7 Oktober 2015 - 00:02 WIB
Sumber :
VIVA.co.id
- Owa Jawa merupakan jenis primata, bertubuh kecil, berbulu abu-abu dan rambut yang lebat menutupi sekujur tubuhnya serta warna putih khas di wajahnya. Pada tahun 2008, The International Union For Conservation of Nature (IUCN) mencatat, hewan ini masuk dalam kategori satwa yang terancam punah, dengan tingkat kepunahan yang sangat tinggi.
Kondisi yang memprihatinkan tersebut menggerakkan PT Pertamina EP Asset 3 Subang Field untuk melakukan kerja sama dengan Yayasan Owa Jawa (YOJ) dalam bidang rehabilitasi, konservasi dan penyelamatan satwa endemik Owa Jawa, di Javan Gibbon Center, Kawasan Bodogol, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
Kerjasama ini merupakan tahap ketiga yang dilakukan dalam kurun waktu hingga Juni 2016 dan ditandatangani oleh Subang Field Manager Defrian Basya Ketua Pengurus Yayasan Owa Jawa Noviar Andayani, di Hotel Lido Lake Resort, Jawa Barat, Selasa 4 Agustus 2015. Perjanjian kerja sama tahap pertama dilakukan dalam kurun waktu September 2013 dengan masa waktu 6 bulan dan dilanjutkan dengan tahap kedua pada 1 April 2014 dengan jangka waktu satu tahun.
Selama kerja sama berlangsung telah dilakukan rehabilitasi sebanyak 28 individu Owa Jawa dan pelepasliaran enam individu ke habitat aslinya. Edukasi ke masyarakat tentang kegiatan Owa Jawa juga telah dilakukan dengan pembuatan video animasi.
Owa jawa hidup di hutan hujan tropis mulai dari kawasan pesisir, dataran rendah, hingga pegunungan sampai 1.600 m dpl. Kepadatan tertinggi ditemukan pada dataran rendah sampai ketinggian 1.300 m dpl (Wedana et al, 2009). Owa jawa jarang ditemukan pada ketinggian lebih dari 1.500 mdpl karena sumber pakan yang diperlukannya jarang ditemukan pada ketinggian tersebut.
Owa jawa merupakan satwa langka yang sangat sensitif terhadap gangguan, sehingga upaya pelepasliarannya perlu dilakukan dengan hati-hati. Selain kesiapan kesehatan dan perilaku satwa, lokasi yang dipilih juga harus terjamin keamanannya. Pelepasliaran owa jawa pertama dilakukan pada 26 Oktober 2009 di hutan Patiwel yang menjadi bagian dari Taman Nasional Gede-Pangrango.
(Webtorial)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Owa jawa hidup di hutan hujan tropis mulai dari kawasan pesisir, dataran rendah, hingga pegunungan sampai 1.600 m dpl. Kepadatan tertinggi ditemukan pada dataran rendah sampai ketinggian 1.300 m dpl (Wedana et al, 2009). Owa jawa jarang ditemukan pada ketinggian lebih dari 1.500 mdpl karena sumber pakan yang diperlukannya jarang ditemukan pada ketinggian tersebut.