Sebelum Meninggal, Jemaah Ini Sempat Bagi Warisan
VIVA.co.id - Ahmad Khalimin Sambudi (49), jemaah haji asal Semarang, Jawa Tengah, yang sebelumnya dinyatakan hilang setelah insiden Mina, kini telah dinyatakan wafat oleh otoritas haji di Arab Saudi.
Ahmad Khalimin adalah jemaah haji ketujuh asal Semarang, yang menjadi korban berdarah insiden Mina pada Kamis lalu, 22 September 2015.
Wafatnya korban, kini diketahui oleh para kerabat di rumah duka di Perumahan Mijen Permai, Kota Semarang. Keluarga mendapatkan kabar wafatnya korban pada Minggu kemarin, 4 Oktober 2015, pukul 12.00 WIB.
Rahmatul Khafidz (19), anak korban mengatakan, korban yang tercatat dalam kloter SOC 62 dengan nomor paspor B 0877075, berangkat haji ke Tanah Suci Mekkah, bersama enam kerabat lain, yakni istri, ibu kandung, adik, adik ipar, serta satu tetangga di perumahan tempat tinggalnya.
Selain Kalimin, rombongan yang menjadi korban wafat adalah ibu kandungnya, Suimah dan tetangganya Rita Saadah.
"Ibu saya Karsiah (41) selamat dalam kejadian itu. Termasu,k pak lek (paman) dan bulek (bibi). Mereka luka-luka dan sempat di rawat di Rumah Sakit Mina," kata dia, saat ditemui di rumah duka RT 07/RW VII Perum Mijen Permai Blok C 60, Mijen, Semarang, Senin 5 Oktober 2015.
Khafidz menjelaskan, keluarga tidak memiliki firasat apa pun akan kejadian tragis yang menimpa keluarganya. Namun, masih terngiang di benaknya, sang ayah sempat membagikan harta warisan dua hari sebelum berangkat haji.
"Bapak bilang, kalau terjadi apa-apa nanti tolong dibagi-bagikan (hartanya). Umur tidak ada yang tahu. Beliau bilang cuma buat jaga-jaga," kata dia menceritakan.
Sebelum insiden Mina terjadi, lanjut Khafidz, korban terus memberitahukan kabarnya di Tanah Suci. Saat kejadian, handphone korban sempat hilang, karena peristiwa desak-desakan antarjemaah membuat tas korban hilang.
"Waktu kejadian, saya telepon yang angkat orang Arab. Tante saat itu SMS dan bilang bapak ditemukan di rumah sakit, tetapi sudah meninggal dunia. Kalau nenek saya sudah teridentifikasi lebih dulu," kata dia.
Meski keluarga yang turut bersama korban telah menyatakan meninggal, tetapi pihak Kementerian Agama RI, melalui Kadaker Makkah baru bisa mengidentifikasi identitas korban kemarin.
Meninggalnya korban, kini menjadi duka yang dalam bagi keluarga. Meski begitu, keluarga di Semarang, mengaku telah mengikhlaskan dan berharap keluarga lain yang masih selamat bisa segera sembuh. Dijadwalkan, rombongan akan kembali ke Tanah Air pada 12 Oktober 2015 mendatang.
Di mata tetangga, almarhum Khalimin dikenal baik dan selalu aktif dalam kegiatan sosial warga. Bahkan, bapak tiga anak itu juga merupakan Ketua RW VII Perum Mijen Permai Blok-C 60.
"Pak Khalimin selalu rajin salat berjamaah di Musala. Beliau adalah sosok ketua RW yang aktif dalam kegiatan warga," tutur salah satu warga, usai menggelar tahlilan di rumah duka. (asp)