Jokowi: Tantangan Paling Berat TNI, Jaga Kemajemukan Bangsa
Senin, 5 Oktober 2015 - 11:08 WIB
Sumber :
- ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
VIVA.co.id
- Presiden Joko Widodo mengungkap bahwa tantangan terberat Tentara Nasional Indonesia adalah menjaga kemajemukan bangsa. Untuk itu, kata Jokowi, sebagai Tentara Nasional, TNI tidak boleh tersekat-sekat dalam kotak suku, agama dan golongan.
"TNI adalah satu, yakni Tentara Nasional, yang bisa berdiri tegak di atas semua golongan, mengatasi kepentingan pribadi dan kelompok, yang mempersatukan ras, suku, dan agama dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan," kata Jokowi ketika memberikan sambutan pada Upacara Peringatan ke-70 Hari TNI Tahun 2015 di Dermaga PT Indah Kiat, Kota Cilegon, Provinsi Banten.
Menurut Jokowi, TNI harus terus menjaga kebhinneka tunggal ika-an. “Hanya dengan itu, Indonesia bisa menjadi bangsa majemuk yang kuat dan solid,” kata Jokowi.
Baca Juga :
Presiden Jokowi Santai UU Amnesty Digugat
Baca Juga :
Jokowi: Indonesia Bangga Raih Perak Pertama
"TNI adalah satu, yakni Tentara Nasional, yang bisa berdiri tegak di atas semua golongan, mengatasi kepentingan pribadi dan kelompok, yang mempersatukan ras, suku, dan agama dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan," kata Jokowi ketika memberikan sambutan pada Upacara Peringatan ke-70 Hari TNI Tahun 2015 di Dermaga PT Indah Kiat, Kota Cilegon, Provinsi Banten.
Menurut Jokowi, TNI harus terus menjaga kebhinneka tunggal ika-an. “Hanya dengan itu, Indonesia bisa menjadi bangsa majemuk yang kuat dan solid,” kata Jokowi.
Dia mengatakan, saat ini bangsa Indonesia bukan hanya menghadapi tantangan di bidang politik, keamanan dan ekonomi, namun juga menghadapi tantangan dalam mengelola kemajemukan.
Kemajemukan bisa menjadi kekuatan yang maha dasyat jika mampu menjaganya dengan baik.
“Banyak bangsa yang harus menghadapi takdir sejarah, terpecah-belah, tercerai-berai karena tidak mampu menjaga kemajemukan. Ini tidak boleh terjadi di Bumi Pertiwi kita,” ujar dia.
Untuk itu, Presiden Jokowi meminta agar keragaman dan perbedaan tidak menjadi sumber konflik. Kemajemukan seharusnya semakin melengkapi atas kekurangan dan kelebihannya masing-masing.
“Sehingga keragaman justru menjadi perekat bangsa, menjadi energi kolektif mencapai kemajuan bangsa,” ujar dia.
Bahkan, kata Presiden, kemajemukan harus dijadikan sebagai kekuatan dalam menyongsong masa depan. (ren)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Dia mengatakan, saat ini bangsa Indonesia bukan hanya menghadapi tantangan di bidang politik, keamanan dan ekonomi, namun juga menghadapi tantangan dalam mengelola kemajemukan.