Keluarga Jenderal Pandjaitan Sudah Lupakan Perbuatan Aidit

Putri sulung DI Pandjaitan, Chaterine Pandjaitan
Sumber :
  • VIVA/Anwar Sadat
VIVA.co.id
- Keluarga korban Gerakan 30 September 1965 mengecam isu yang menyebutkan bahwa pemerintah Indonesia akan meminta maaf kepada Partai Komunis Indonesia (PKI) atas peristiwa masa lalu. Karena kabar tersebut dinilai sangat melukai hati para keluarga korban.


"Enggak ada, enggak mungkin terjadi. Kita sangat tidak setuju. Karena kita merasa tidak salah dan tidak di posisi yang bersalah," kata putri sulung Pahlawan Revolusi Mayjen (Anumerta) DI Pandjaitan, Catherine Pandjaitan, di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Kamis 1 Oktober 2015.


Pada peringatan Hari Kesaktian Pancasila ini, Catherine kembali menegaskan, saat ini para keluarga korban keganasan PKI, dan para keluarga pelaku kekerasan PKI sudah sepakat berdamai dan melupakan masalah tersebut.


"Sekarang kami sudah bersama dengan keluarga para pelaku, sepakat untuk melupakan masalah tersebut. Kami bersama dengan keluarga Aidit, Njoto dan lainnya juga sudah bersama," ujar Catherine.


Menurut Cahterine, saat ini sudah tidak ada lagi yang menganut paham Komunis. Sehingga wacana permintaan maaf kepada PKI itu sudah tidak relevan dan tak akan pernah terjadi.

Mendiang Adik Pramoedya Ternyata Sudah Siapkan Album Lagu

"Kami sekarang sudah bersatu, melupakan kejadian tersebut. Kita semua bangsa Indonesia, tidak ada lagi PKI. Jadi permintaan maaf kepada PKI itu juga tidak akan terjadi," tegas dia.
IPT: Terjadi Kejahatan Kemanusiaan pada 1 Oktober 1965


'Pengadilan Rakyat Internasional Justru Kuatkan Martabat RI'
Presiden Joko Widodo sebelumnya membantah pemerintah akan meminta maaf kepada Partai Komunis Indonesia (PKI). Dia menyangkal seraya menyatakan sampai detik ini tidak ada pemikiran untuk itu.

"Tidak ada pemikiran mengenai minta maaf, sampai detik ini tidak ada ke arah itu," kata Presiden Jokowi, usai menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila, di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Kamis 1 Oktober 2015. Selengkapnya di .
(one)

 Imdadun Rahmat

Kasus Tragedi 1965 Harus Diselesaikan

Ketua Komnas HAM bicara panjang lebar soal kontroversi Tragedi 1965.

img_title
VIVA.co.id
1 Agustus 2016