Di Depan Istri, Tosan Dicangkul dan Dilindas Motor

Sumber :
  • ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto

VIVA.co.id - Dua petani Desa Selok Awar-awar Lumajang Jawa Timur dianiaya secara brutal oleh sekelompok preman di hadapan istri dan warga desa lainnya.

Secara sadis, keduanya dipukuli dengan benda tajam seperti cangkul, besi, batu, hingga dilindas sepeda motor. Satu petani bernama Samsul alias Salim Kancil tewas mengenaskan. Sementara satu petani lainnya, Tosan, kritis.

Ati Hariati, istri dari Tosan, mengaku melihat langsung aksi penganiayaan yang dilakukan oleh sekelompok preman itu.

Saat kejadian, Sabtu 26 September 2015, Ati mengaku sedang berada di dapur sekira pukul 07.00. Suaminya, Tosan, sedang duduk santai di depan rumah.

Lima Provinsi Ini Paling Banyak Laporan Pelanggaran HAM

[Baca juga: ]

Namun, tiba-tiba ia mendengar suara gaduh. Ternyata suaminya sedang dipukuli oleh sedikitnya 30 orang. Saat itu, Tosan sedang dalam keadaan jongkok sembari menutup kepalanya karena menerima hujaman benda keras, seperti cangkul, besi, batu dan pukulan dan tendangan.

"Mereka itu tim 12, saya kenal mereka, warga desa juga," kata Ati di Rumah Sakit Dr Saiful Anwar Malang, Senin, 28 September 2015.

Tosan bersimbah darah. Tak ada satu pun warga yang membantu melerai. Ati pun nekat memecah kerumunan pengeroyok suaminya.

"Salah satu yang pegang cangkul tangannya saya pegang dan suami saya bisa lari ke dalam rumah dan kabur lewat pintu belakang,ā€ kata Ati.

[Baca juga: ]

Namun, semakin mengerikan. Para pengeroyok bersenjata tombak besi kembali memburu Tosan. Hingga akhirnya di sebuah tanah lapang, Tosan pun roboh.

Pukulan demi pukulan kembali menghujami tubuh lemah Tosan. Hingga puncaknya, pengeroyok menghidupkan motor dan kemudian melindas tubuh suaminya.

"Suami saya ditinggalkan setelah dikira meninggal. Saat saya tiba di lapangan empat orang pengeroyok tak jadi membawa Tosan ke Balai Desa," kata Ati.

Bekas Galian Tambang Jadi 'Penjemput Nyawa' Anak-anak

[Baca juga: ]

"Saya dan beberapa warga membawanya ke Puskesmas Pasirian sampai dirujuk ke RSSA Malang pada Minggu kemarin (27 September 2015). Suami saya dioperasi, kata dokter lambungnya bocor,ā€ kata Ati.

Ada daftar buruan

Sebelum penganiayaan brutal terhadap suaminya, Ati memang sempat mendengar kabar tentang pengeroyokan Salim Kancil di Balai Desa.

Kabarnya, memang ada sejumlah nama yang sudah disiapkan olen Tim 12 yang merupakan orang-orang dari pro tambang pasir di desa mereka.

"Informasinya ada catatan nama orang-orang yang akan dikeroyok Tim 12 ini,ā€ kata ibu dari tiga anak itu.

Sesungguhnya, para pelaku menurut Ati tak lain adalah warga mereka sendiri. Masing-masing dia mengenalnya.

Pekan lalu, Ati dan keluarganya memang telah didatangi oleh 20 orang dengan membawa celurit. Mereka mengancam akan membunuh Ati dan suaminya bila masih memprotes tambang.

Sebab itu, Ati bersama suaminya melaporkan kejadian itu ke kepolisian. Namun nahas, tidak ada tindaklanjut dari kepolisian, hingga akhirnya kini Tosan nyaris tewas mengenaskan.

Ati mengaku suaminya punya dua alasan untuk terus menentang proyek tambang tersebut.

Kontroversi Wiranto Jadi Menteri

"Tambang itu merusak pertanian warga dan truk pasirnya juga membuat celaka warga. Sudah ada yang meninggal karena ditabrak truk pasir," katanya. (ase)

Jaksa Agung M Prasetyo (kiri) dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian.

Kejagung Janji Usut Pelanggaran HAM di Masa Lalu

Pernyataan itu disampaikan Jaksa Agung.

img_title
VIVA.co.id
6 Agustus 2016