Siswa SMA Protes ke Ganjar Soal 5 Hari Sekolah
Jumat, 25 September 2015 - 22:31 WIB
Sumber :
- VIVA/Dwi Royanto (Semarang)
VIVA co.id -
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo diprotes sejumlah siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) soal kebijakannya menerapkan lima hari sekolah di Jawa Tengah. Para siswa bahkan mendebat langsung Ganjar saat tengah mengajar di SMK Sukateja, Purbalingga, Jumat, 25 September 2015.
Saat Ganjar mengajak sejumlah siswa untuk berdialog dan mengajukan pertanyaan langsung kepadanya, ratusan siswa memang sangat antusias. Para siswa bahkan sangat kritis tatkala mendapatkan lontaran pertanyaan dari Sang Gubernur.
"Pak, maaf saya ingin menanyakan soal program lima hari sekolah di Jateng. Menurut saya, program itu tidak efektif, karena dengan panjangya waktu pelajaran kita jadi ngantuk belajar karena sudah capek
Saat Ganjar mengajak sejumlah siswa untuk berdialog dan mengajukan pertanyaan langsung kepadanya, ratusan siswa memang sangat antusias. Para siswa bahkan sangat kritis tatkala mendapatkan lontaran pertanyaan dari Sang Gubernur.
"Pak, maaf saya ingin menanyakan soal program lima hari sekolah di Jateng. Menurut saya, program itu tidak efektif, karena dengan panjangya waktu pelajaran kita jadi ngantuk belajar karena sudah capek
," kata siswa kelas Ardi siswa kelas XI.
Mendapat pertanyaan itu, Ganjar langsung menanggapi. Ia lantas menyatakan bahwa program lima hari sekolah dibuat agar siswa bisa lebih intens bertemu orang tuanya dan belajar di rumah.
"Sebenarnya program lima hari sekolah saya maksudkan agar siswa lebih banyak bertemu dengan orang tuanya. Saya ingin orang tua ikut terlibat dalam pendidikan anak," jawab Ganjar.
Namun jawaban Ganjar sepertinya tak memuaskan bocah kritis ini. Dia bahkan terus melayangkan berbagai alasan bahwa lima hari sekolah yang telah diterapkan di sekolahnya membuat ia dan teman-temannya kurang semangat. Apalagi saat jam olahraga yang dipadatkan hingga siang hari.
"Kalau bisa Pak Gubernur bisa mengubah sistem lima hari sekolah ini," imbuh dia.
Senada Ardi, Putri salah satu siswi juga menyatakan keberatannya. Sebagai siswi yang aktif di kegiatan sekolah, Putri mengaku susah mendapatkan angkutan umum saat dirinya pulang terlalu sore.
"Saya sangat keberatan sistem pendidikan itu lima hari. Pulangnya memang pukul setengah 4 sore. Tapi tiap ada kegiatan pasti akan jadi molor Pak. Saya kira lima hari sekolah tidak efisien Pak," ujar dia.
Tak mau kalah, Ganjar pun menanggapi satu persatu keberatan siswa soal program yang ia terapkan tahun 2015 ini. Menurutnya, dengan lima hari sekolah siswa akan diajarkan inti dari semangat. Pemadatan jadwal pelajaran hingga sore hari harusnya menjadi tantangan siswa untuk mengalahkan rasa ngantuk dan capai. Sekolah juga punya kewajiban untuk menerapkan metode belajar yang menyenangkan agar siswa tidak bosan.
"Kalian tidak boleh lemah. Ini untuk pembelajaran generasi kita agar mentalnya kuat. Ayo kita optimalkan kerja keras agar maju," beber Politisi PDI Perjuangan itu.
Meski demikian, Gubernur yang selalu aktif di media sosial ini mengaku bukan sosok yang anti kritik. Ia bahkan menghargai ketidaksetujuan siswa terkait program baru Jawa Tengah itu.
"Silakan teman-teman siswa bikin evaluasi terkait lima hari sekolah ini. Kamu teliti dengan ilmiah dan obyektif lalu kirimkan email kepada saya," kata dia.
Sebelumnya, Ganjar telah mengelurkan Surat Edaran (SE) No. 420/006752/2015 tentang Penyelenggaraan Pendidikan pada Satuan Pendidikan di Jateng. SE Gubernur tersebut telah dikirim ke seluruh bupati/wali kota di Jateng. Uji coba sekolah lima hari mulai dilaksanakan pada tahun ajaran 2015/2016.
Meski begitu, program lima hari sekolah di Jateng memang baru tahap percobaan. Belum seluruh sekolah SMA/SMK di 35 kabupaten/kota menerapkan program itu. Ganjar bahkan memberikan toleransi kepada sekolah yang memang belum siap melaksanakan program itu.
"Saya beri toleransi jika ada sekolah yang belum. Tapi ini patut kita coba.
Kita genjot untuk perbaikan," tutur alumnus Universitas Gajah Mada itu.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
," kata siswa kelas Ardi siswa kelas XI.