Atasi Karlahut, Tahun Depan Pemerintah Siapkan Water Bombing
Jumat, 25 September 2015 - 17:29 WIB
Sumber :
- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id -
Istana sudah mempersiapkan antisipasi bencana kebakaran hutan yang menimbulkan asap di Sumatera dan Kalimantan. Apabila musibah yang terjadi saat ini itu kembali terulang tahun depan.
"Kita juga melihat bagaimana tahun depan penyiapan pesawat
water bombing
-nya supaya dari sekarang disiapkan. Jadi jangan seperti kejadian saat ini," kata Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Luhut Binsar Panjaitan, setelah bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Jumat, 25 September 2015.
Luhut mengakui saat ini ada 25 pesawat water bombing yang disiapkan. Namun tidak bisa efektif, karena muatan yang kecil. Apalagi, luas wilayah yang terbakar tidak mampu terjangkau dengan baik.
"Justru kita mau lihat tahun depan kenapa jumlahnya mesti 25, mungkin lebih kecil tetapi pesawatnya lebih efektif. Misalnya yang bisa angkut 15 ton air dari pada empat ton air," ujarnya.
Apalagi kebakaran gambut, diakuinya sulit dipadamkan. Kebiasaan masyarakat juga menjadi penyebab, terlebih kebiasaan membakar itu makin bertambah.
Luhut menjelaskan, ini adalah salah satu cara preventif yang diambil pemerintah. Selain, untuk lahan-lahan gambut juga dibuatkan kanal, sehingga air itu bisa digunakan untuk memadamkan api nantinya.
"Tadi itu penyiapan tugas tanggungjawab bupati, gubernur dan tingkat pusat. Nah, layer-layer (lapisan) tanggung jawab ini betul-betul diterjemahkan, dijabarkan sehingga siapa berbuat apa tahu. Kedua, penyiapan alat-alat tadi untuk pemadaman," tutur Luhut.
Luhut mengakui saat ini ada 25 pesawat water bombing yang disiapkan. Namun tidak bisa efektif, karena muatan yang kecil. Apalagi, luas wilayah yang terbakar tidak mampu terjangkau dengan baik.
"Justru kita mau lihat tahun depan kenapa jumlahnya mesti 25, mungkin lebih kecil tetapi pesawatnya lebih efektif. Misalnya yang bisa angkut 15 ton air dari pada empat ton air," ujarnya.
Apalagi kebakaran gambut, diakuinya sulit dipadamkan. Kebiasaan masyarakat juga menjadi penyebab, terlebih kebiasaan membakar itu makin bertambah.
Luhut menjelaskan, ini adalah salah satu cara preventif yang diambil pemerintah. Selain, untuk lahan-lahan gambut juga dibuatkan kanal, sehingga air itu bisa digunakan untuk memadamkan api nantinya.
"Tadi itu penyiapan tugas tanggungjawab bupati, gubernur dan tingkat pusat. Nah, layer-layer (lapisan) tanggung jawab ini betul-betul diterjemahkan, dijabarkan sehingga siapa berbuat apa tahu. Kedua, penyiapan alat-alat tadi untuk pemadaman," tutur Luhut.
Baca Juga :
Mengapa Praktik Bakar Hutan Berulang Lagi?
Di sejumlah wilayah Sumatera kini mulai terjadi kebakaran hutan lagi.
VIVA.co.id
9 Agustus 2016
Baca Juga :