Video Game Picu Anak Lakukan Kekerasan

Paris Games Week
Sumber :
  • REUTERS/ Charles Platiau

VIVA.co.id - Video game yang bernuansa kekerasan dinilai turut menjadi salah satu faktor penyebab seorang anak tega melakukan kekerasan terhadap orang terdekatnya.

Devie Rachmawati, sosiolog dari Universitas Indonesia pada Selasa 22 September 2015, mengatakan, ada beberapa efek yang dihasilkan dari tayangan atau video game yang bertema kekerasan.

Efek yang pertama, Devie mengatakan, adegan tersebut akan merangsang jaringan otak, untuk segera bereaksi bila melihat adegan kekerasan. Sebagai contoh, ketika anak terbiasa melihat pistol atau pisau, maka simbol-simbol tersebut akan merangsang anak untuk berperilaku agresif.

Efek lainnya, menurut dia, adalah menimbulkan mimikri atau anak akan melakukan fotokopi perilaku kekerasan yang ditontonnya.

"Diperparah dengan games, di mana anak di dalam permainan games memang melakukan tindakan kekerasan untuk mendapatkan poin. Jadi, anak sudah aktif. Berbeda dengan TV, di mana anak bersikap pasif, hanya melihat," ujar Devie saat dihubungi.

Padahal, kata Devi, 94 persen permainan anak di video games mengandung kekerasan.

Depok Catat 147 Kasus Kejahatan pada Wanita dan Anak

Kemudian, efek ketiga, terjadi desentisasi. Di mana anak dapat memikirkan dan merencanakan tindakan agresif, tanpa perlu mengalami perlakuan buruk terlebih dahulu. Karena, ia sudah mengalami "proses sosialisasi" kekerasan dalam waktu yang panjang.

"Anak menjadi tidak sensitif lagi terhadap kekerasan," ujar dia.