Idul Adha Berbeda, GP Ansor Serukan Saling Menghormati

Nusron Wahid.
Sumber :
  • VIVAnews/ Mohamad Teguh
VIVA.co.id
- Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor), Nusron Wahid, menginstruksikan agar Barisan Ansor Serbaguna (Banser) menghormati dan mengamankan Sholat Idul Adha warga Muhammadiyah, di daerah yang dianggap rawan perbedaan.


"Perbedaan itu rahmat dan hak warga negara dalam menyakini sebuah keyakinan agama. Kita wajib hormati dan junjung tinggi," kata Nusron Wahid, Selasa 22 September 2015.


Nusron menegaskan, Banser harus bahu membahu dengan Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM) dalam rangka menyukseskan pelaksanaan Hari Raya Qurban atau Idul Adha tahun ini.


Warga Turki Sumbang 1.000 Sapi Kurban untuk Indonesia
Perbedaan tanggal dalam penetapan Idul Adha antara Muhammadiyah yang telah menetapkan tanggal 23 September sebagai pelaksanaan Shalat Idul Adha di tahun 1436 Hijriah dengan pemerintah yang menetapkan tanggal 24 September harus disikapi dengan saling menghormati dan menghargai.
Kerap Pukuli Istri, Sadeli Ditikam Adik Ipar

"Ansor sudah perintahkan Banser untuk bahu membahu dengan KOKAM Pemuda Muhammadiyah. Ini sikap untuk menghormati dan mengamankan Sholat Idul Adha warga Muhammadiyah," katanya.
Meriahnya Tradisi Grebeg Besar Keraton Yogyakarta


Menurutnya, perbedaan dalam menetapkan tanggal pelaksanaan Idul Adha, maupun Idul Fitri adalah suatu keniscayaan mengingat metode yang dipakai berbeda. Dan dari perbedaan metode itu, yakni metode Hisab yang digunakan Muhammadiyah maupun NU yang metodenya sama dengan yang digunakan dalam penetapan oleh pemerintah yakni metode Ru'yah, sama-sama diyakini kebenarannya. Untuk itu, dalam menyikapi perbedaan itu harus saling menghormati dan menghargai.

"Kalau perbedaan ini disikapi secara tenang sebagai hal yang biasa saja, tentu rakyat juga tenang menjalaninya. Makanya, kami di Ansor ingin menunjukkan bahwa perbedaan ini bukanlah masalah, kita tetap bahu-membahu dan saling menghormati," ujarnya.


Nusron berharap agar semua pihak, khususnya para ulama bisa melihat secara jernih perbedaan ini. Tidak perlu dibesar-besarkan, apalagi dengan saling memojokkan yang akan memancing reaksi di kalangan warga.


"Bahkan, bagi warga juga bisa mendapat hikmahnya secara langsung dari sikap saling menghormati ini. Karena para warga bisa ikut mendapatkan berkah kurban baik di hari tanggal 23 September maupun di hari tanggal 24 September," kata Nusron. (ren)




Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya