Menko Luhut Rahasiakan Proses Pembebasan WNI yang Disandera
Jumat, 18 September 2015 - 22:33 WIB
Sumber :
- ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
VIVA.co.id - Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan, Luhut Binsar Pandjaitan, merahasiakan proses pembebasan dua warga Indonesia yang disandera di Papua Nugini.
Menteri hanya menjelaskan bahwa keberhasilan pembebasan itu adalah buah dari koordinasi dan kerja sama yang baik antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Papua Nugini. Keberhasilan itu juga hasil kerja sama yang padu seluruh perangkat negara: TNI, Polri, BIN, BAIS, Kementerian Luar, dan lain-lain.
Baca Juga :
Wewenang Interogasi BIN Tak Mendesak
Dia menyebut upaya pembebasan itu sebagai operasi senyap yang pada pokoknya tak perlu banyak publikasi media tetapi hasilnya nyata.Â
"Operasi secara senyap yang ujung-ujungnya mengkoordinasikan dengan baik kepada Papua Nugini, dan bisa berhasil dengan baik tanpa menimbulkan korban," kata Luhut di kantornya di Jakarta, Jumat, 18 September 2015.
Menteri hanya menjelaskan secara umum proses pembebasan itu yang melibatkan aparat kedua negara, yakni Indonesia dan Papua Nugini. Pemerintah Indonesia, melalui Menteri Luar Negeri, berkomunikasi dengan pemerintah Papua Nugini. Di saat yang sama, TNI dan Polri bersiaga penuh untuk membantu militer Papua Nugini.
"Ini suatu kerja sama pengambilan keputusan di mana Presiden terinformasi dengan baik. Presiden juga melakukan komunikasi dengan Prime Minister (Perdana Menteri) dari Papua Nugini difasilitasi Menlu, yang mengatur pembicaraan itu," ujarnya.
Proses pengambilan keputusan itu, kata Luhut, contoh koordinasi yang baik tanpa banyak memberikan rilis kepada media sampai operasi selesai.Â
"Operasi ini dilakukan dengan baik sekali sehingga tidak ada menimbulkan korban. Kedua kepala negara mengerti semua proses pembebasan dua sandera tadi," katanya.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Menteri hanya menjelaskan secara umum proses pembebasan itu yang melibatkan aparat kedua negara, yakni Indonesia dan Papua Nugini. Pemerintah Indonesia, melalui Menteri Luar Negeri, berkomunikasi dengan pemerintah Papua Nugini. Di saat yang sama, TNI dan Polri bersiaga penuh untuk membantu militer Papua Nugini.