Perbincangan Jokowi-PM Papua Nugini Jelang Bebaskan Sandera

Jokowi.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Andika Wahyu

VIVA.co.id - Sesaat menjelang pembebasan dua warga negara Indonesia (WNI) di Papua Nugini pada Kamis 17 September malam kemarin, Presiden Joko Widodo berkomunikasi dengan Perdana Menteri Papua Nugini Peter O'Neill. Melalui rilis yang dikirim Anggota Staf Kepresidenan Ari Dwipayana mengatakan, Presiden Jokowi menelepon PM O'Neill sekitar pukul 16.26 WIB.

Dalam percakapan itu, Jokowi mengapresiasi kerja pemerintahan O'Neill dalam membantu membebaskan dua sandera. Jokowi juga mengatakan telah memerintahkan bawahannya untuk berupaya membebaskan dua WNI yang masih dalam tawanan di perbatasan Papua Nugini dengan Indonesia.

"Saya memantau dari dekat perkembangan situasi sebagaimana dilaporkan oleh menteri luar negeri saya," kata Presiden Jokowi.

Presiden: Proyek Kereta Bandara Selesai Sesuai Target 2017

Baca juga:

Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir membeberkan kronologi pembebasan dua WNI itu. WNI bernama Sudirman dan Badar dibebaskan tentara PNG pada Kamis malam, 17 September 2015. Keduanya kini dalam kondisi sehat di Konsulat RI di Vanimo.

“Jadi, informasi yang kita terima kemarin, mereka siangnya sudah janjian untuk bertemu dengan para penyandera," kata diplomat yang akrab disapa Tata itu pada Jumat 18 September 2015 di kantor Kementerian Luar Negeri RI.

Tak kunjung datang, Arrmanatha melanjutkan, tentara PNG akhirnya mengejar para pelaku penyandera ke dalam hutan. Pengejaran dilakukan hingga sore hari.

Sekitar pukul 07.30 WIB, baru pemerintah Indonesia mendapat laporan dari lapangan bahwa mereka berhasil mengambil dua warga Indonesia.

Menurut Arrmanatha, tentara PNG sebelumnya berpesan agar pemerintah Indonesia tidak segera mengumumkan berita penyelamatan mereka sampai keduanya bisa berada di wilayah Vanimo dan memastikan keduanya aman. Kemenlu baru berani memberi kabar pada media, setelah Kemenlu mendapat kepastian bila Sudirman dan Badar berada di Vanimo bersama Konsulat RI.

“Makanya, baru pagi ini kami umumkan,” ujar Arrmanatha.