Mahathir: Konflik Perbatasan Diselesaikan dengan Perundingan
- Reuters/Claudia Daut
VIVA.co.id - Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menilai penyelesaian konflik perbatasan antara Indonesia dan Malaysia harusnya dapat diselesaikan dengan mufakat.
Dengan cara itu, maka penyelesaian konflik dapat lebih bermartabat dan terhindar dari perang bersenjata.
"Perang adalah tindakan kriminal yang harus dihindari semua negara yang berkonflik. Karena itu, penyelesaian masalah tersebut (konflik perbatasan Malaysia-Indonesia) harus dilakukan di meja perundingan," kata Mahathir dalam sambutannya di Mahathir Global Peace School (MGPS) di Yogyakarta, Selasa 15 September 2015.
Baca Juga:
Mantan perdana menteri yang menjabat sejak 1981 hingga 2003 di Malaysia ini mengaku sangat mengecam perang di berbagai negara. Ia meyakini perang bukanlah solusi atas setiap masalah, meski kini sejumlah perang sedang berkecamuk di berbagai kawasan.
"Perang sudah memberikan contoh tidak akan menyelesaikan masalah," katanya.
Sementara itu, Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Bambang Cipta, yang ikut hadir dalam kegiatan MGPS menyebutkan, saat ini akibat perang di kawasan Timur Tengah yang dimulai dari Amerika melawan Irak pada awal 2000, telah menyebabkan kesengsaraan dan juga eksodus ke berbagai negara.
Baca Juga:
"Sikap yang patut dipuji dalam memperlakukan para pengungsi untuk mendapatkan hidup yang lebih layak justru ditunjukkan oleh Jerman dalam menerima pengungsi," katanya.
Program MGPS di Yogyakarta sudah menggandeng UMY selama empat tahun. Ia berharap, dengan peserta yang berasal dari berbagai negara itu dapat menyebarkan nilai-nilai dari MGPS. Selajutnya, nanti dapat diterapkan di negara mereka agar dapat dihindari bahkan jika sudah terjadi gesekan bisa ditekan seminimal mungkin.
"Akan banyak yang menyuarakan menghindarai perang dari berbagai negara," katanya.