Tiga Penyebab Hilangnya Gajah di Indonesia

Habitat gajah sumatera di Indonesia
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Septianda Perdana

VIVA.co.id - Keberadaan semakin mengkhawatirkan. Data menunjukkan hingga tahun 2015 setidaknya kini hanya tersisa 1.724 ekor saja di pulau andalas tersebut.

Karena itu ancaman berkurangnya populasi mamalia darat terbesar ini kini semakin nyata.

Pemerhati gajah dari Veterinary Society for Sumatran Wildlife Conservation (VESSWIC) menyebutkan setidaknya ada tiga ancaman yang dianggap menjadi penyebab berkurangnya populasi binatang berbelalai ini.

Bandara Soekarno-Hatta Pergoki Penyelundupan Satwa Liar

Baca Juga: hampir di seluruh pulau Sumatera.

"Habitat gajah jadi terkotak-kotak. Tercatat dari 1.724 ekor gajah yang masih tersisa di Sumatera, 85 persennya kini hidup di luar habitatnya," kata Muhammad Wahyu, peneliti VESSWIC di Yogyakarta, Selasa 8 September 2015.

Polisi Buru Pemasok Kulit Satwa Langka di Sumatera

Ancaman kedua yang paling sering terjadi yakni aktivitas perburuan gajah di sejumlah wilayah Sumatera. begitu mengerikan dan mengancam keberlangsungan hidup para gajah di Indonesia.

Baca Juga:

"Perburuan gajah di wilayah Aceh, Riau, Bengkulu dan Lampung serta konflik gajah dan manusia masih terus berlangsung di Sumatera," katanya.

Dan ancaman yang ketiga yakni berupa serangan penyakit Endotheliotropic Herpes Virus (EEHV) yang umumnya menyerang anak-anak gajah.

"Penyakit ini telah menyebabkan kematian pada anak gajah dalam jumlah banyak," kata Wahyu.

Dalam tiga tahun ini terungkap, kasus penyakit EEHV banyak ditemukan di Aras Napal dan Tangkahan Sumatera Utara, dan di Way Kambas Lampung. Gajah yang terkena penyakit ini menunjukkan adanya gejala berupa kelemahan umum yang diikuti dengan wajah bengkak dengan lidah membiru.

Menurutnya, virus EEHV memang sudah ada pada populasi gajah asia, karena bersifat fatal pada gajah muda, gajah tua, atau gajah yang mengalami imunitas yang menurun. Meski ada juga literatur yang menyebutkan EEHV merupakan virus baru pada gajah Asia akibat cross infection dari gajah afrika yang dipelihara bersama.
 
Karena itu untuk mengatasi ancaman virus tersebut diperlukan tindakan medik yang lebih efektif dengan melibatkan dukungan penelitian-penelitian dari perguruan tinggi di bidang sain veteriner.

“Termasuk bidang ilmu lain seperti genetika untuk mendukung kelestarian gajah,” tuturnya.

Tidak hanya itu, kata Wahyu, sinergi antara dokter hewan dan mahout (pawang) dinilainya cukup efektif dalam menangani masalah kesehatan gajah.

“Terutama informasi mengenai metode penanganan gajah, penyakit gajah, metode penanganan penyakit, dan kebijakan terkait dengan kelestarian gajah,” katanya.

Polri Musnahkan Puluhan Kulit Satwa Langka
Hewan Lutung yang diamankan petugas.

Petugas Bongkar Praktik Penjualan Satwa Langka di Surabaya

Pelaku membeli satwa langka tersebut dari daerah Jember.

img_title
VIVA.co.id
4 Agustus 2016