Di Hadapan Ketua MPR, Buruh Nyanyikan Salam Gigit Jari

Ketua MPR RI Zulkifli Hasan
Sumber :
VIVA.co.id -
Delegasi buruh yang tergabung dalam Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) bertemu dengan Ketua MPR, Zulkifli Hasan, di Kantor MPR, Senayan, Jakarta, Senin, 7 September 2015. Delegasi buruh yang dipimpin Ketua Umum SBSI Muchtar Pakpahan sebelum memulai pertemuan menanyikan lagu
Salam Gigit Jari.


Lagu
Salam Gigit Jari
adalah lagu plesetan dan sindiran dari lagu
Salam Dua Jari
yang dinyanyikan buruh pada saat mendukung pencalonan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada saat Pilpres waktu itu. Lagu
Salam Gigit Jari
sebagai bentuk kekecewaan terhadap pemerintahan Jokowi.


Menurut Muchtar, ada janji-janji Jokowi untuk perbaikan nasib buruh. Namun, nasib buruh makin terpuruk dan tidak ada perbaikan.
LBH Jakarta Tuding BAP Palsu Dibuat Bagi 26 Terdakwa Aktivis


Cerita Boediono Saat RI Hadapi Krisis Ekonomi
"Kami bertemu dengan Ketua MPR, minta Ketua MPR mengingatkan Presiden untuk memenuhi janji-janjinya," kata Muchtar, Senin, 7 September 2015.

Alasan Delapan Tukang Becak Ingin Terobos Istana

Ia mencontohkan, pemberangusan terhadap serikat buruh semakin meluas, buruh banyak yang di-PHK dan dirumahkan, membanjirnya tenaga asing karena kemudahan masuknya tenaga kerja asing, dan merajalelanya korupsi.


"Itulah latar belakang lahirnya lagu
Salam Gigit Jari
," katanya.


Sementara, Ketua MPR, Zulkifli Hasan, mengatakan keadaan ekonomi Indonesia memang sedang melambat. Ditandai dengan melemahnya rupiah terhadap dolar AS hingga menyentuh Rp14.000 lebih, dan sudah terjadi pengurangan tenaga kerja di perusahaan-perusahaan.


"Dalam situasi sulit ini kita ingin membantu pemerintah, kalau pemerintah jatuh kita semua akan sengsara, akan terjadi
chaos
, risikonya kita akan pecah seperti terjadi di Uni Soviet yang terpecah belah, kita tidak mau seperti itu," kata Zulkifli.


Mengenai tenaga kerja asing dari Tiongkok, Zulkifli menyebutkan, setelah bertanya dengan Presiden Jokowi, adalah MoU untuk mendatangkan 10 juta wisatawan Tiongkok, bukan mendatangkan 10 juta tenaga kerja Tiongkok.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya