Dampak Jatigede, 100 Hektare Sawah Terancam Batal Panen

Peresmian Waduk Jatigede
Sumber :
  • Antara/Akbar Nugroho Gumay

VIVA.co.id - Dibendungnya Sungai Cimanuk yang digunakan untuk mengisi Waduk Jatigede di Sumedang, Jawa Barat, membuat lebih dari 100 hektare sawah warga di Desa Cipeles dan Karedok, Kecamatan Tomo, Sumedang, terancam gagal panen.

Petani khawatir panen tidak dapat dilakukan karena sawah mereka akan mati. Sungai Cimanuk yang menjadi satu-satunya tumpuan warga untuk mendapatkan air secara perlahan tapi pasti mulai mengering.

Selain itu, warga yang ada di hulu sungai ini juga akan kesulitan mendapatkan air untuk kebutuhan sehari-hari. Meski terpisah, tapi sejak air sungai dialihkan ke Waduk Jatigede, warga yang berada di belakang bendungan ikut menerima dampaknya. Aliran sungai akan terbendung guna mengairi waduk dan ini diperkirakan akan lebih dari 220 hari.

Sebelum air di Waduk Jatigede mencapai batas yang ditetapkan, maka irigasi belum terjadi dan meski hanya dampak jangka pendek, air ke desa-desa di Cipeles dan Karedok juga akan terhenti.

Warga yang mayoritas petani makin gelisah, padi mereka yang mulai menguning terncam gagal panen. Meski baru sepekan dibendung, kondisi tanah di areal pesawahan mereka retak-retak dan kering. Guna mengatasi hal itu, warga dengan menggunakan pompa air menyedot sisa-sisa air di aliran Sungai Cimanuk yang mengering untuk mengairi sawah mereka.

"Satu kali panen ada dua ton padi untuk satu hektare sawah. Selain sawah, kami juga kesulitan cari air bersih untuk kebutuhan sehari-hari," kata Nazmudin, warga Desa Sipeles.

Bila rencana pengisian air di Waduk Jatigede berjalan lancar, Desa Cipele dan Desa Karedok tetap akan mengalami krisis air hingga 7 bulan kedepan.

"Sampai waduk Jatigede penuh, warga berharap Pemerintah Kabupaten Sumedang memberikan solusi. Kekeringan harus ditanggulangi akibat dibendungnya Sungai Cimanuk," kata Kepala LPM Desa Cipeles, Nay Afandy.

Jhon Hendra/ Sumedang

Cek Waduk Jatigede, Jokowi Janji Semua Rampung 2016