Siap-siap, Gelombang Pengungsi Rohingya Datang Lagi

anak pengungsi rohingya
Sumber :
  • VIVA.co.id/Zulkarnaini Muchtar

VIVA.co.id - Komisioner tinggi Perserikatan Bangsa-bangsa untuk pengungsi (UNHCR) menyerukan kemungkinan munculnya gelombang dalam waktu dekat.

"Kami perkirakan semua akan kembali terjadi sebulan lagi," kata juru bicara Badan PBB untuk pengungsi Melissa Fleming seperti dikutip dalam Myanmar Times, Kamis 3 September 2015.

'Musim berlayar' para etnis yang tak pernah diakui oleh warga negara Myanmar itu, diprediksi akan lebih banyak dan seperti yang terjadi sebelumnya, perahu-perahu penuh sesak manusia akan bertumpahan mulai dari Teluk Bengal dan Laut Andaman.

"Sementara gerakan perahu berhenti karena hujan dan banjir di Myanmar. Namun dipastikan setalah cuaca membaik, gelombang ini (pengungsi) akan datang," kata Fleming.

Nobel Perdamaian Suu Kyi Diserukan untuk Dicabut


Potret Pengungsi Rohingya di Pengungsian
Berkaca dari gelombang pengungsi pertama yang sebagiannya kini sudah ditampung oleh Indonesia. Sebagian pengungsi dan para penyelundupnya dipastikan akan mengubah strategi mereka untuk mengirimkan perahu-perahu .

Apalagi kini beredar kabar para penyelundup yang berhasil membawa perahu pengungsi hingga selamat akan diganjar bayaran hingga US$1.400 per kepala.

"Sebab itu kami ingatkan kepada setiap negara untuk mengantisipasi kondisi ini. Sediakan tempat-tempat aman untuk mereka dan mendorong operasi pencarian dan penyelamatan," kata Fleming.

Siapkah Indonesia?
Suu Kyi: Saya Tak Tahu Bakal Diwawancara Muslim

Pad Mei silam, setidaknya ada 1.800 migran dari Bangladesh dan Myanmar sudah terdampar di Aceh. Dari jumlah itu sebanyak 200 orang di antaranya berasal dari Bangladesh. Sementara sisanya adalah .

Indonesia sejatinya bukan tujuan para pengungsi ini. Sebab sejak awal ribuan pengungsi ini bermimpi hendak ke Malaysia menyusul keluarga mereka yang sudah berhasil berjuang di negara tersebut.

Namun nahas, di perjalanan mereka menderita. Berbulan-bulan mereka terombang-ambing di laut. Puluhan di antaranya dilaporkan mati dan dibuang ke laut.

Tokoh Rohingya Sanjung Keramahan Warga Aceh Utara


Solidaritas Untuk Rohingya
Angin laut pun mengantarkan mereka ke Indonesia. Sempat muncul penolakan keras dari Indonesia, Malaysia dan Thailand atas gelombang ini.

Namun akhirnya Indonesia bersedia memberikan tawaran penghidupan. Dengan catatan hanya setahun sembari menunggu proses repatriasi ke negara asal mereka kembali. Begitu pun dengan Malaysia. Negara ini akhirnya luruh dan mau menampung para pengungsi tersebut.

tersebut dengan dasar kemanusiaan.

"Untuk menampung mereka dibutuhkan dana dalam jumlah besar. Tidak adil jika biaya itu hanya ditanggung oleh Indonesia dan Malaysia. Komunitas internasional, seharusnya turut membantu atas nama kemanusiaan," kata Zahrain.

Jangan Lupa rakyat Sendiri

Terlepas dari persoalan . Penanganan etnis Rohingya hendaknya cukup dilakukan secara proporsional.

Sebab Indonesia dengan segala kepelikan serta masalah kemiskinan yang masih mendera masyarakatnya, jangan sampai mengabaikan perut rakyat sendiri.

"Kita tetap welcome kepada Rohingya. Namun terhadap penduduk lokal jangan lupa juga menjadi tanggung jawab penting," kata anggota DPR Aceh Azhari Cage pada Juni silam.

Sebab itu, ia mengingatkan agar tidak terjadi kecemburuan sosial, pemerintah diwajibkan untuk meningkatkan perekonomian dan pembangunan bagi masyarakat. "Masyarakat kita juga penting diberdayakan ekonomi dan kesejahteraannya," katanya.

Presiden Myanmar Htin Kyaw bersama Aung San Suu Kyi

Myanmar Diminta Tak Diskriminatif Terhadap Rohingya

Caranya mengubah secara radikal kebijakan dan praktik kekerasan.

img_title
VIVA.co.id
15 April 2016