Ombudsman Dinilai Kurang Bergigi

Para komisioner dan Sekjen Ombudsman RI.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Ismar Patrizki

VIVA.co.id -Anggota Panitia Seleksi calon komisioner Ombudsman, Zumrotin Susilo, mengatakan sejumlah pihak menyadari selama ini Ombudsman kurang memiliki gigi sebagai lembaga pengawas. Sebab itu, kelembagaannya harus diperkuat dengan bersinergi dengan Badan Kepegawaian Negara.

Jawa Timur Jadi Contoh Sistem Pelayanan Publik yang Moderen

"Kalau PNS, kalau naik pangkat, maka dilihat record kepegawaiannya bagaimana, di BKN. Nah BKN bisa jadi dapat masukan dari Ombudsman sehingga setiap pejabat yang dalam track record Ombudsman yang tidak pernah laksanakan rekomendasi, maka kalau naik pangkat, tidak dulu. Maka terobosan seperti itu yang bisa dicari oleh ombudsman," kata Zumrotin di Gedung Sekretariat Negara, Jakarta, Jumat 28 Agustus 2015.

Zumrotin mengatakan, Ombudsman sebenarnya tak kalah penting dengan KPK. Hanya bedanya, KPK bekerja untuk menyelamatkan dan mengawasi anggaran negara, sementara Ombudsman pengawasi layanan publik.

"Kita berharap dengan posisi ombudsman yang demikian strategisnya, maka hendaknya putra putri bangsa bisa tertarik daftar. Mungkin namanya kurang terdengar, tapi Ombudsman ternyata punya peran strategis, dan dilaksanakan dengan benar. Dan butuh putra putri bangsa lebih banyak," kata dia.

Saat ini, Pansel memang memperpanjang masa pendaftaran bagi calon komisioner ombudsman. Sebab, sampai saat ini baru 164 orang yang mendaftar.

"Saya dari aktivis perempuan mendorong teman-teman perempuan baik dari dosen perempuan, mereka yang menggeluti layanan publik perempuan hendaknya ikut kesempatan ini," kata dia.

Pansel sendiri, akan menyerahkan 18 nama kepada presiden untuk selanjutnya diserahkan ke DPR.

Pansel pun akan menyeleksi calon komisioner itu agar mendapatkan orang-orang yang pantas dengan integritas yang memadai dan rekam jejak yang baik.