Elanto: Target Kita Yogyakarta `Tidak Dijual`
- ANTARA/Regina Safri
VIVA.co.id - Tindakan nekat, pengendara sepeda, Elanto Wijoyono menghentikan konvoi Harley Davidson dalam event JBR 2015, menuai banyak dukungan nitizen.
Usai kejadian tersebut, Elan bersama warga berdialog dengan Dirlantas Polda DIY, dan menghasilkan empat kesepakatan di antaranya evaluasi menyeluruh agenda JBR 2015 dan juga JBR sebelumnya.
Baca juga:
"Saya dan warga masih menunggu hasil evaluasi dari Polda DIY terkait kesepakatan bersama tersebut,"kata Elan, Rabu, 19 Agustus 2015.
Elan menjelaskan, dia bersama warga juga melakukan dialog dengan Dinas Parwisata DIY sebagai pihak yang turut menyelenggarakan JBR 2015 dan juga turut menggunakan anggaran dari Dinas Pariwisata.
"Kita menuntut evaluasi menyeluruh terhadap agenda JBR yang jelas-jelas mengganggu warga Yogyakarta," ujarnya.
Menurut dia, perhelatan JBR jelas mengusik kenyamanan warga, yang terganggu dengan aksi konvoi Harley Davidson. "Sejauh mana tingkat ketidaknyamanan harus ada evaluasi," ujarnya menambahkan.
Kegiatan seperti JBR atau kegiatan lain apalagi yang sudah menjadi agenda tahunan Dinas Pariwisata, seharusnya masyarakat dilibatkan mulai dari awal hingga akhir rangkaian kegiatan. "Harusnya kan masyarakat juga terlibat. Ada evaluasi terbuka dengan melibatkan masyarakat," ujar aktivis ini.
Elan mengaku, saat ini Yogyakarta penuh berbagai event yang skalanya nasional, seakan-akan seperti dijual. Masyarakat Jogja sendiri, ia katakan, tidak bisa lagi menikmati kotanya. "Target saya dan warga adalah `Jogja Ora Didol` (Jogja tidak dijual)," ujarnya berharap.
Lebih jauh Elan mengatakan, menghentikan konvoi rombongan Harley Davidson merupakan langkah kecil atau batu loncatan untuk mencapai tujuan `Jogja Ora Didol.
"Banyak kegiatan baik swasta dan pemerintah yang seharusnya melibatkan masyarakat, agar dampak-dampak negatif bagi masyarakat Jogja sendiri tidak dirugikan."
(mus)