Dana Riset Rendah, Mega Ingatkan Pemerintah

Presiden kelima Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri.
Sumber :
  • ANTARA/Yudhi Mahatma
VIVA.co.id
Laporan Makin Mudah, Peneliti RI Kini Diguyur Bonus
- Mantan Presiden RI Megawati Soekarnoputri mengingatkan agar Indonesia lebih berani mengeluarkan anggaran untuk riset dan penelitian. Riset menjadi kebutuhan vital bagi negara-negara maju, salah satunya Amerika Serikat.

Luhut Pandjaitan: Banyak yang Anggap Enteng Jokowi

"Para ekonom bilang pada saya, Ibu tidak tahu penelitian mahal? Saya jawab, ya, betul, tapi kenapa orang lain bisa kita tidak bisa," ujar Megawati saat memberikan sambutan di acara Anugerah Perekayasa Kehormatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di Audiotorium BPPT, Rabu 19 Agustus 2015.
Kemenristekdikti Soroti Dua Persoalan Riset di Indonesia


Sebagai petinggi partai pengusung pemerintahan, Megawati mengaku telah mengusulkan hal itu kepada Presiden Joko Widodo untuk memperhatikan bidang riset. Termasuk pesan agar anggaran riset dan penelitian dapat dinaikkan.


"Biaya atau dana riset itu tidak pernah mencapai 1 persen, maka saya bilang naikkan saja, bikinlah 5 persen. Mengapa Amerika selalu memberikan kepada profesor-profesor yang pintar dana begitu besar, masa kita tidak bisa," katanya.


Kenaikan anggaran riset dan penelitian dianggap mampu menjaga orisinalitas kekayaan pribumi. Indonesia, misalnya memiliki beragam Flora yang dipercaya memiliki khasiat pengobatan. Riset dan penelitian diperlukan untuk membuktikan secara ilmiah kebenaran khasiat tersebut. Sementara, beberapa peneliti luar negeri secara diam-diam datang ke Indonesia untuk mengambil sampel Flora tersebut untuk diteliti di negaranya.


"Contohnya saya ambil bunga dari Indonesia, tapi tidak akan ketahuan di mesin X-Ray di Bandara. Padahal, secuil bunga itu diperlukan untuk penelitian di laboratorium," ucap Megawati.


Selama ini dana riset Indonesia masih didominasi pemerintah hingga mencapai 81,1 persen. Adapun swasta tercatat menyumbang dana riset sebesar 14,3 persen, dan perguruan tinggi 4,6 persen. Total keseluruhan anggaran tersebut masih di kisaran 0,09 persen dari APBN atau Produk Domestik Bruto (PDB). Padahal, UNESCO mensyaratkan rasio anggaran riset sebesar 2 persen dari PDB.






 



 


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya