12 Jenazah Tragedi Trigana Air Dievakuasi Lewat Jalur Darat
Rabu, 19 Agustus 2015 - 12:54 WIB
Sumber :
- Dok. Basarnas
VIVA.co.id
- Belasan jenazah korban kecelakaan pesawat Trigana Air berhasil dievakuasi dari lokasi jatuhnya pesawat di Kabupaten Pegunungan Bintang, Jayawijaya, Papua.
"Sebanyak 12 kantong jenazah sudah dikirim gunakan jalur darat dalam 3 gelombang," kata Deputi Ketua Basarnas, Heronimus Guru, dalam pesan singkatnya siang ini.
Heronimus mengatakan, tim evakuasi menempuh jalur darat sekitar 4,5 jam untuk mencapai basecamp Pekerjaan Umum. Keberadaan pos PU lantaran tengah merampungkan proyek pengerjaan jalan di daerah tersebut.
Baca Juga :
FDR Trigana Air Ditemukan
"Sebanyak 12 kantong jenazah sudah dikirim gunakan jalur darat dalam 3 gelombang," kata Deputi Ketua Basarnas, Heronimus Guru, dalam pesan singkatnya siang ini.
Heronimus mengatakan, tim evakuasi menempuh jalur darat sekitar 4,5 jam untuk mencapai basecamp Pekerjaan Umum. Keberadaan pos PU lantaran tengah merampungkan proyek pengerjaan jalan di daerah tersebut.
"Pukul 13.59 WIT sudah tiba di basecamp PU dan akan dilanjutkan ke Oksibil. Baru 6 jenazah, 6 masih dalam perjalanan dan 5 baru berangkat dari lokasi," ujar Heronimus.
Proses evakuasi melalui jalur darat sesuai perintah Kepala Basarnas, FHB Soelistyo, lantaran jalur udara masih belum bisa ditembus. langkah tersebut juga disesuaikan dengan jumlah personel yang ada di lokasi jatuhnya pesawat Trigana Air.
"Karena kondisi medan yang berat sehingga 1 jenazah rata-rata diangkat oleh delapan hingga 10 orang," ucap Heronimus menambahkan.
Hari ini proses evakuasi terhambat akibat cuaca. Sejak pagi tadi hujan lebat dan berkabut terus terjadi di Oksibil sehingga proses evakuasi korban pesawat Trigana Air sempat tertunda.
"Saat ini evakuasi jenazah belum sampai di lapangan terbang Oksibil," kata Heronimus. (ren)
Â
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Pukul 13.59 WIT sudah tiba di basecamp PU dan akan dilanjutkan ke Oksibil. Baru 6 jenazah, 6 masih dalam perjalanan dan 5 baru berangkat dari lokasi," ujar Heronimus.