Cuaca Buruk, Tim SAR Bermalam Bersama Korban Trigana Air
Selasa, 18 Agustus 2015 - 16:22 WIB
Sumber :
- @kemenhub
VIVA.co.id - Awal tebal terus menyelimuti kabupaten Pegunungan Bintang, terutama di lokasi jatuhanya pesawat Trigana Air Service jenis ATR 42 PK YRN di Kampung Bape, perbatasan Distrik Seram dengan Oksob. Hal ini menyebabkan evakuasi korban tertunda dan tim SAR akan bermalam di lokasi bersama jenazah korban.
Baca Juga :
Ini 5 Maskapai Indonesia yang Sering Delay
Kepala Basarnas Marsekal Madya FHD Soelistyo mengatakan, proses evakuasi tidak memungkinkan untuk dilaksanakan hari ini. Cuaca mendung sudah terjadi sejak pukul 13.00 WIT dan masih terjadi hingga pukul 17.00 WIT. Kondisi ini sangat menyulitkan tim SAR melakukan evakuasi dengan helikopter. Tepat pada pukul 17.30 WIT, evakuasi resmi ditutup.
"Cuaca buruk awan tebal yang menyelimuti lokasi. Tidak mungkin melakukan proses evakuasi jenazah dan kotak hitam hari ini," ujarnya kepada wartawan di Lanud Sentani Jayapura, Selasa 18 Agustus 2015.Â
Jadi, lanjutnya, proses evakuasi baru akan dilaksanakan besok Rabu 19 Agustus. Namun, evakuasi besok juga tetap menunggu cuaca bersahabat. Menurutnya, dua helikopter sebenarnya sudah bisa mendarat di lokasi bila kondisi cuaca memungkinkan.
"Tim kan sudah membuat heliped di lokasi dan 2 heli sudah mendarat di sana, tapi karena awan tebal dengan jarak pandang sangat pendek, proses evakuasi tidak bisa dilakukan segera, kami tidak mau ambil risiko, lebih baik tunggu besok," katanya.Â
Kepala Pengelolah Keuangan Pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang Mardin Manurung menambahkan, cuaca di Oksibil menjelang sore memang kian gelap. Jarak pandang hanya 10 meter. Menurutnya, 58 kantong jenazah sudah terisi mayat korban.
"Kalau kantong jenazah sudah terisi tinggal diangkut dari lokasi," katanya.Â
Mardin menambahkan, masyarakat terutama keluarga korban memang menginginkan proses evakuasi dilaksanakan hari ini, tapi kondisi cuaca tak memungkinkan.
"Masyarakat berupaya minta dievakuasi, kalau tidak bisa dengan heli ya melalui jalan darat," katanya.Â
Sore ini, tim DVI dari Mabes Polri sudah tiba di Oksibil. Identifikasi mayat korban akan dilakukan di Oksibil dan tapi jenazah yang sulit dikenali akan diterbangkan ke Jayapura.Â
"Keluarga korban berharap bisa dievakuasi ke jalan yang sudah bisa dilalui mobil. Jarak lokasi jatuhnya pesawat dengan jalan raya sekitar 3 km," katanya.Â
Guna memenuhi kebutuhan tim yang bermalam di lokasi kecelakaan, telah dikirim bahan makan dan minuman. Ada sekitar 500-600 nasi bungkus yang disiapkan pemerintah kabupaten Pegunungan Bintang untuk tim SAR dan warga yang melakukan proses evakuasi.
"Kami hanya bisa membantu sebatas itu, karena semua dibawa koordinasi Basarnas," ujarnya.
Selain mengumpulkan jenazah korban, tim SAR juga sudah menemukan kotak hitam dari pesawat Trigana Air. Cockpit Voice Recorder (CVR) dan Flight Data Recorder (FDR) telah ditemukan dalam kondisi baik.
"Yang ditemukan tim dua-duanya," kata Soelistyo.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Tim kan sudah membuat heliped di lokasi dan 2 heli sudah mendarat di sana, tapi karena awan tebal dengan jarak pandang sangat pendek, proses evakuasi tidak bisa dilakukan segera, kami tidak mau ambil risiko, lebih baik tunggu besok," katanya.Â