Kembali Jadi Ketum PBNU, Ini Tiga Prioritas Said Aqil Siradj
Kamis, 6 Agustus 2015 - 10:49 WIB
Sumber :
- ANTARA/Zabur Karuru
VIVA.co.id
- Kiai HajiÂ
Said Aqil Siradj
 kembali terpilih menjadi Ketua Umum Pimpinan Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk masa jabatan 2015-2020. Said terpilih setelah dilakukan sidang pleno pemilihan Ketua Tanfidziyah di Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama di Jombang, Kamis, 6 Agustus 2015, dini hari.
Dalam prosesnya, sebenarnya ada dua kandidat yang berhak maju ke putaran kedua, yaitu KHÂ
Said Aqil SiradjÂ
 dengan 287 suara dan KH As'ad Said Ali sebanyak 107 suara.
Sesuai ketentuan dan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) NU, kandidat yang meraih suara di atas 99, berhak maju ke putaran berikutnya. Namun KH As'ad Said Ali menyatakan mundur.
Baca Juga :
NU Akan Terus Menjaga Ahlusunnah Waljamaah
Sementara untuk Rais Aam Syuriah PBNU terpilih yakni KH Mustafa Bisri (Gus Mus) menyatakan tidak bersedia menjabat Rais Aam. Gus Mus juga mengirimkan surat atas ketidaksediaannya menjadi Rais Aam NU.
"Seharusnya dua yang maju, sehubungan dengan KH As'ad mundur dan KH Mustafa Bisri kembali menyampaikan penolakannya, maka bersama ini kami menetapkan KH Ma'ruf Amin sebagai Rais Aam, dan KH Said Aqil sebagai Ketua Umum Tanfidziyah PBNU," kata pimpinan sidang KH Ahmad Muzakki.
Janji Ketua PBNU terpilih
Pada kesempatan itu, Said Aqil menyampaikan janji dan komitmennya untuk membawa NU menjadi lebih baik lagi ke depan. Setidaknya ada tiga program yang ‎menjadi prioritasnya.
"Pertama, pendidikan, saya ingin di setiap wilayah ada perguruan tinggi NU yakni kita adakan yang belum ada," ujar Said.
Kedua, Said akan memfokuskan NU di bidang kesehatan. Dia ingin setiap daerah yang menjadi basis NU memiliki rumah sakit sendiri. Rencana awal ini bisa dimulai dengan membangun klinik-klinik lebih dulu.
"Ketiga, pengembangan program ekonomi kerakyatan. Bentuknya, koperasi kerakyatan. Dengan menggandeng semua pihak, di setiap daerah," ucap Said.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Sementara untuk Rais Aam Syuriah PBNU terpilih yakni KH Mustafa Bisri (Gus Mus) menyatakan tidak bersedia menjabat Rais Aam. Gus Mus juga mengirimkan surat atas ketidaksediaannya menjadi Rais Aam NU.