Kekurangan Dokter Spesialis, Risma Curhat ke Menpan
- VIVA.co.id/Mohammad Zumrotul Abidin
VIVA.co.id - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, menyambangi kantor Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, di Jakarta, Selasa, 4 Agustus 2015. Risma ingin bertemu Menteri Yuddy Chrisnandi dan mengadukan masalah kepegawaian di Surabaya yang kekurangan tenaga dokter spesialis dan juga guru.
Usai pertemuan dengan Wali Kota Surabaya, Yuddy mengatakan bahwa minat dokter-dokter spesialis untuk menjadi pegawai negara saat ini minim. Bahkan di Surabaya sama sekali tidak ada peminatnya.
Sementara, masyarakat sangat membutuhkan dokter spesialis, terutama dengan semakin luasnya program-program pemerintah di bidang kesehatan seperti BPJS dan Kartu Indonesia Sehat.
"Bu Risma melaporkan kekurangan orang untuk mengisi formasi yang sudah dibentuk, tenaga dokter medis, terutama dokter spesialis. Untuk itu, Kemenpan akan berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan untuk segera memenuhi kebutuhan yang kurang seperti di Surabaya ini," ujar Yuddy.
Salah satu akar masalah kurangnya dokter spesialis seperti terjadi di Surabaya, kata Yuddy, adalah intensif masing-masing daerah berbeda.
"Dokter spesialis itu biasanya memilih daerah yang memberi intensif tinggi, wajar karena biaya sekolah mereka juga tinggi," lanjut Yuddy.
Untuk itu, Yuddy menegaskan bahwa perlu adanya peraturan bersama antara Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kesehatan dan Kemenpan untuk menetapkan standar maksimum intensif.
"Jadi tidak ada daerah yang kelebihan dokter spesialis, dan daerah kekurangan dokter spesialis," kata dia.
Risma datang ke Jakarta, bertemu dengan Yuddy untuk mengurus persoalan kepegawaian di Surabaya. Dalam momen pertemuan itu, Yuddy sempat bersendagurau dengannya dan menyebut Risma sangat kuat di Surabaya sehingga tidak ada yang berani melawannya.
"Ibu Risma ini gak usah kampanye juga menang," ujar Yuddy.