Kronologi Dua WNI Pembawa Sabu Ditangkap di Guangzhou

Kurir pengedar bandar narkoba ditangkap. (Ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Septianda Perdana
VIVA.co.id
Simpan Sabu di Kondom, TKI dari Malaysia Dibekuk Petugas
- Dua Warga Negara Indonesia (WNI) berinisial RN (24) dan RAS (46) ditangkap oleh Biro Anti Penyelundupan Kantor Bea Cukai Kota Shenzhen, China, karena berupaya menyelundupkan narkotika jenis sabu.
Sabu Asal Malaysia Ternyata Dikendalikan Napi

Hal tersebut dibenarkan Kepala Bagian Humas Badan Narkotika Nasional (BNN) Kombes Pol Slamet Pribadi. Menurut dia, dua WNI ditangkap otoritas China pada tanggal 18 Mei 2015.
Perangi Narkoba, Wali Kota di Filipina Jadi Diskriminatif


"Kita mendapat surat dari Guangzhou yang ditujukan untuk Menlu dan Kepala BNN yang isinya mengenai penangkapan dua WNI berinisial RN dan RAS," kata slamet saat dikonfirmasi VIVA.co.id.

Slamet juga mengatakan, pada tanggal 2 Juli 2015 lalu Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Guangzhou telah menemui RN dan RAS yang merupakan warga asal Duren Sawit, Jakarta Timur.

Namun dalam pertemuan tersebut, pihak KJRI dimohon untuk tidak menanyakan perihal kasus tersebut, dan hanya boleh berkomunikasi dalam bahasa Inggris dengan kedua orang WNI tersebut.

"Itu pun hanya untuk re-identifikasi kewarganegaraan saja," ujar Slamet

Berdasarkan hasil penelusuran, RN dan RAS telah menjalankan aksinya sebanyak tiga kali, namun yang pertama dan kedua mereka berhasil lolos dari pengawasan petugas keamanan negeri tirai bambu tersebut.

"Rute penyelundupan Malaysia, Hongkong, Luohu (China) ini merupakan aksi mereka yang ketiga. Sebelumnya mereka pernah juga menyelundupkan 600 gram dan 400 gram, namun mereka lolos," papar Slamet.

Kedua WNI ini, lanjut Slamet, tiap kali berhasil menyelundupkan narkoba diberi upah mencapai US$.1000.  "Diduga pemasok atau yang menggunakan jasa mereka sebagai kurir ini adalah orang Afrika," imbuhnya.
Dukungan terhadap aktivis KontraS Haris Azhar

Laporan Pencemaran Nama Baik oleh Haris Azhar Ditunda

Kepolisian menunggu hasil kerja tim independen untuk memverifikasi.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016