Kekeringan, Desa Harus Hentikan Komersialisasi Mata Air

Ilustrasi/Krisis air bersih di Sikka, Nusa Tenggara Timur
Sumber :
  • VIVA.co.id/Tofik Koban
VIVA.co.id
- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor mengimbau setiap desa untuk menghentikan aktivitas komersialisasi air di wilayah mereka.


Sebab saat ini, krisis air yang sudah menimpa 18 kecamatan dan 57 desa di Bogor, tak lepas dari kebiasaan desa yang menjual air mereka ke pihak swasta.


"Saya mengimbau kepala desa dan camat yang mempunyai wilayah, mohon agar mata air yang berada di desa jangan dikomersialkan, mendingan untuk kepentingan warga," ujar Kepala Seksi Kesiapsiagaan BPBD Bogor, Budi Aksomo, Senin 3 Agustus 2015.


Menurut Budi, manfaat komersialisasi selama ini terbukti belum memberikan dampak apa pun kepada masyarakat. Sementara itu, ketika terjadi krisis air, para pemanfaat mata air justru tak memberikan bantuan.


"Bogor itu banyak sekali mata air, tapi banyak juga yang dikelola oleh pihak swasta. Jadi, ya seperti ini, mata air seharusnya dapat dimanfaatkan oleh warga," katanya.

Atasi Krisis Energi Harus dengan Kerja Lintas Sektoral

Di bagian lain, BPBD Bogor berencana mengajukan pembuatan sumur artesis di sejumlah wilayah. Langkah ini diyakini dapat membantu tambahan ketersediaan air bagi wilayah yang kekeringan.
Perubahan Iklim Ancam Triliunan Dolar Aset Keuangan Global


Akses Air Daerah Terpencil Akan Diperbanyak
"Jika memang sudah tidak ada jalan lain, kami akan mengajukan pembuatan sumur artesis sedalam 100 meter. Mata air di sini sudah tidak dapat lagi digunakan dan dirasakan oleh sebagian masyarakat," katanya.

Nyamuk gigit kulit manusia.

Waspada DBD, Nyamuk Tak Mempan Lagi Fogging

Perubahan iklim memicu perkembangan nyamuk jadi lebih banyak dan kuat

img_title
VIVA.co.id
6 Agustus 2016