Yang Diperhatikan dalam Penyelesaian Konflik Tolikara
- VIVA.co.id/Moh Nadlir
VIVA.co.id - Ketua Komisi VIII DPR, Saleh P Daulay, menilai, penyelesaian konflik di Tolikara Papua tidak meninggalkan kearifan lokal atau adat setempat.
"Saya setuju diselesaikan lewat adat di sana. Kearifan lokal bisa saja diketengahkan," kata Saleh, kepada VIVA.co.id, Sabtu 25 Juli 2015.
Penyelesaian dengan cara adat atau sesuai kearifan lokal, dinilai lebih efektif ketimbang mengundang pihak lain. Karena, pihak luar tidak paham dengan situasi di lokasi kejadian.
Walau begitu, karena kasus ini sudah menjadi perhatian di tingkat nasional bahkan internasional, kata Saleh, mau tidak mau memang harus diselesaikan oleh pemerintah pusat.
Selain itu, lanjut politisi asal Partai Amanat Nasional ini, masalah agama adalah masalah sensitif yang butuh perhatian khusus.
"Jika diserahkan sepenuhnya pada pemerintah daerah dan komunitas setempat, dikhawatirkan tidak bisa selesai. Kalau itu yang terjadi, persoalannya bisa berkepanjangan," katanya.
Diakui, sejumlah pihak ada yang berupaya melakukan investigasi atas kejadian itu. Di mana, sebuah masjid dan beberapa kios di dekatnya terbakar.
"Saya kira, tim investigasi yang bertanggung jawab atas insiden itu adalah tim investigasi pemerintah. Adapun tim investigasi lain, hanya sekedar penyeimbang informasi saja. Dengan begitu, masyarakat memiliki informasi yang valid," katanya.