Ini Jumlah Korban Kecelakaan Lalu Lintas Hingga H+7 Lebaran
- ANTARA/Sigid Kurniawan
VIVA.co.id - Meski mengalami penurunan, kecelakaan Lalu Lintas Arus Mudik dan Arus Balik 2015 masih cukup tinggi. Data terbaru dari Korps Lalu Lintas (Korlantas) Mabes Polri, tercatat hingga H+7 atau hingga Jumat 24 Juli 2015 terjadi sebanyak 4984 kecelakaan di seluruh Indonesia.
"Data terbaru dari H-15 sampai H+7 di seluruh Indonesia jumlah kecelakaan di 35 provinsi atau 32 Polda itu mencapai 4984 kecelakaan lalu lintas dengan jumlah meninggal dunia 996 orang, kemudian korban luka berat 1.558 dan korban luka ringan 5.996," ujar Komisaris Polisi Aditya Lubis, Perwira Posko di Road Transport Traffic Management Center Kemenhub, Sabtu, 25 Juli 2015.
Adapun total kerugian materiil yang ditemukan dari H-15 hingga H+7 tersebut Mencapai Rp13.347.330.000. sementara untuk H+7 sendiri tercatat sebesar Rp374.750.000.
Namun, Aditya mengatakan, tren kecelakaan mengalami penurunan cukup signifikan dibanding tahun lalu. Untuk H+7 sendiri mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu turun 52 persen dibanding H+7 pada tahun 2014.
"Berdasarkan data yang kami terima H+7 kemaren pada periode yang sama mengalami penurunan sebesar 52 persen dari periode yang sama. Pada 2014 ada 191 kecelakaan, sementara pada tahun ini, 2015 hanya terjadi 92 kecelakaan. Artinya mengalami penurunan 99 kali kecelakaan," kata dia.
Dia melanjutkan, demikian juga halnya untuk korban meninggal dunia saat H+7 tercatat sebanyak 16 orang pada 2015 dan 45 orang pada 2014. Sedangkan korban luka ringan sebanyak 86 orang di 2015 dan 246 orang pada 2014. Lalu untuk luka berat sebanyak 26 orang di tahun ini, sementara tahun lalu sebanyak 66 orang.
"Masing-masing mengalami penurunan lebih dari 60 persen itu data sampai H+7 kemarin jam 12 malam, setiap jam 12 malam kita update ," ujarnya.
Aditya mengatakan jika diambil perbandingan dengan tahun sebelumnya terjadi penurunan secara rata-rata . Menurutnya penurunan ini disebabkan oleh perilaku pengendara yang mulai semakin membaik.
"Bisa jadi karena sikap mental atau perilaku khususnya pemudik yang semakin baik atau bisa juga karena kepadatan pemudik sehingga kemungkinan pemudik melakukan ugal-ugalan atau perilaku yang kurang baik semakin tipis," ucapnya.