Tinjau Arus Balik Semarang, Menhub Jonan: Bandara Sempit
Rabu, 22 Juli 2015 - 18:31 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Ahmad Rizaluddin
VIVA.co.id
- Menteri Perhubungan Ignasius Jonan meninjau langsung arus balik lebaran di Bandara Internasional Ahmad Yani, Semarang, Rabu 22 Juli 2015. Dalam tinjauannya, Jonan mengecek satu persatu pelayanan bandara yang telah penuh sesak oleh para pemudik karena sempitnya bandara.
"Meski lancar, tapi bandara terlalu penuh dan sempit. Maka harus diganti, tunggu (bandara) yang baru nanti," jelas Jonan di sela tinjauannya di Bandara Ahmad Yani.
Jonan juga sempat mengkritik beberapa penataan bandara, termasuk toko-toko yang penuh sesak penataannya. Ia pun meminta pihak Angkasa Pura langsung membenahi penataan toko agar tidak terlalu padat.
"Saya minta tata kembali toko-toko agar lebih rata, sambil tunggu bandara baru," ujar dia.
Secara umum, mantan Direktur KAI itu mengaku puas dengan pelayanan di masa arus mudik hingga arus balik lebaran 2015 di Bandara Ahmad Yani. Hanya beberapa masukan yang diberikan terkait ruang tunggu yang terlalu penuh dengan banyaknya penumpang.
"Semarang secara umum lancar, memang penuh karena airport kecil. Saya sarankan untuk masuk ke boarding nunggu satu jam dulu biar enggak penuh," beber dia.
Ia mengakui, masalah yang dihadapi selama arus mudik dan balik lebaran kebanyakan murni faktor alam. Seperti erupsi Gunung Raung dan Gamalama yang menyebabkan pembatalan dan keterlambatan penerbangan.
Jonan memprediksi selain hari ini, puncak arus balik lebaran akan terjadi pada hari Jumat-Sabtu mendatang. "Nanti akan penuh. Macet pasti macet. Karena masa libur lebaran telah habis," ujar dia.
Angka Kecelakaan Turun
Dibandingkan tahun 2014 lalu, lanjut Jonan, angka kecelakaan mudik dan balik lebaran diklaim turun antara 10-20 persen. Ia mencatat jumlah kecelakaan pada H-7 sampai H+2 lebaran di tahun 2014 sebanyak 3004 kecelakaan. Sementara tahun ini sejak H-7 sampai H+2 angka kecelaakaan hanya sebanyak 2346.
Baca Juga :
17 Negara Sepakat Jaga Keamanan Kawasan Perairan
"Menurun banyak. Yang meninggal juga menurun, saya tidak hafal tapi antara 10-20 persen. Karena disiplin masyarakat menggunakan jalan raya lebih bagus," kata dia.
Siswa SMK Tak Naik Kelas Gara-gara Penghayat Kepercayaan
Sekolah membantah telah memaksa siswa itu masuk Islam.
VIVA.co.id
27 Juli 2016
Baca Juga :