Konferensi Internasional Sakyadhita Digelar di Yogyakarta
Selasa, 23 Juni 2015 - 19:38 WIB
Sumber :
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id
- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin membuka secara resmi Konferensi Internasional Sakyadhita Ke-14 di Yogyakarta, Selasa 23 Juni 2015. Konferensi Internasional Sakyadhita Ke-14 diikuti oleh sekitar 1.000 bhikuni dari 40 negara, dan digelar pada 23-30 Juni 2015.
Dalam pembukaan tersebut Lukman mengatakan konferensi ini merupakan bukti berkembangnya peradaban perempuan di berbagai belahan dunia. "Untuk itu, Pemerintah Indonesia sangat mengapresiasi setinggi-tingginya terhadap penyelenggaraan acara ini di Indonesia," katanya.
Lukman berharap Konferensi Internasional Sakyadhita Ke-14 yang bertajuk "Welas Asih dan Keadilan Sosial" ini, berlangsung khusyuk dan hikmat.
"Semoga hasil dari konferensi, nantinya mampu memberikan sumbangsih bagi peradaban di dunia," ucapnya.
Gubernur Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam kesempatan itu mengatakan, tema "Welas Asih dan Keadilan Sosial" merupakan hal yang sangat pas dilaksanakan dalam kehidupan masa sekarang ini.
Dalam peradaban ini, lanjut sultan, umat membutuhkan orang-orang yang bersedia saling tolong-menolong dan membantu, dari welas asih itu pasti akan melahirkan kebijaksanaan untuk mencapai pencerahan tertinggi.
"Kami sangat apresiasi dan mendukung konferensi ini," katanya.
Pendiri Sakyadhita Bikhuni Karma Lekshe Tsomo mengatakan, Sakyadhita merupakan konferensi wanita Budha dari seluruh dunia dan sudah dilaksanakan secara rutin hingga kali ke-14.
Konferensi diadakan di Indonesia karena di Yogyakarta terdapat monumen penting tentang bagaimana masyarakat menghargai perbedaan. Selain itu, banyak juga situs sejarah Buddha yang ada di kawasan Yogyakarta dan sekitarnya.
"Kami memilih Yogyakarta sebagai lokasi penyelenggaraan konferensi ini, karena kami menganggap bahwa Yogyakarta ini merupakan contoh yang sangat luar biasa bagi toleransi antar umat beragama," katanya.
Baca Juga :
Lagi, Calon Penumpang Pesawat Ngaku Bawa Bom
"Semoga hasil dari konferensi, nantinya mampu memberikan sumbangsih bagi peradaban di dunia," ucapnya.
Gubernur Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam kesempatan itu mengatakan, tema "Welas Asih dan Keadilan Sosial" merupakan hal yang sangat pas dilaksanakan dalam kehidupan masa sekarang ini.
Dalam peradaban ini, lanjut sultan, umat membutuhkan orang-orang yang bersedia saling tolong-menolong dan membantu, dari welas asih itu pasti akan melahirkan kebijaksanaan untuk mencapai pencerahan tertinggi.
"Kami sangat apresiasi dan mendukung konferensi ini," katanya.
Pendiri Sakyadhita Bikhuni Karma Lekshe Tsomo mengatakan, Sakyadhita merupakan konferensi wanita Budha dari seluruh dunia dan sudah dilaksanakan secara rutin hingga kali ke-14.
Konferensi diadakan di Indonesia karena di Yogyakarta terdapat monumen penting tentang bagaimana masyarakat menghargai perbedaan. Selain itu, banyak juga situs sejarah Buddha yang ada di kawasan Yogyakarta dan sekitarnya.
"Kami memilih Yogyakarta sebagai lokasi penyelenggaraan konferensi ini, karena kami menganggap bahwa Yogyakarta ini merupakan contoh yang sangat luar biasa bagi toleransi antar umat beragama," katanya.
Baca Juga :
Menanti Pintu Gerbang Dunia di Kulonprogo
Sudah lama direncanakan, belum tereksekusi.
VIVA.co.id
8 Agustus 2016
Baca Juga :