Konferensi Internasional Sakyadhita Digelar di Yogyakarta

Peringatan Waisak
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id
Garuda ke Jemaah Haji: Jangan Asal Terima Titipan Barang
- Menteri  Agama Lukman Hakim Saifuddin membuka secara resmi Konferensi Internasional Sakyadhita Ke-14 di Yogyakarta, Selasa 23 Juni 2015. Konferensi Internasional Sakyadhita Ke-14 diikuti oleh sekitar 1.000 bhikuni dari 40 negara, dan digelar pada 23-30 Juni 2015.
Siswa SMK Tak Naik Kelas Gara-gara Penghayat Kepercayaan

Dalam pembukaan tersebut Lukman mengatakan  konferensi ini merupakan bukti berkembangnya peradaban perempuan di berbagai belahan dunia. "Untuk itu, Pemerintah Indonesia sangat mengapresiasi setinggi-tingginya terhadap penyelenggaraan acara ini di Indonesia," katanya.
Lagi, Calon Penumpang Pesawat Ngaku Bawa Bom


Lukman berharap Konferensi Internasional Sakyadhita Ke-14 yang bertajuk "Welas Asih dan Keadilan Sosial" ini, berlangsung khusyuk dan hikmat.

"Semoga hasil dari konferensi, nantinya mampu memberikan sumbangsih bagi peradaban di dunia," ucapnya.

Gubernur Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam kesempatan itu mengatakan, tema "Welas Asih dan Keadilan Sosial" merupakan hal yang sangat pas dilaksanakan dalam kehidupan masa sekarang ini.

Dalam peradaban ini, lanjut sultan, umat membutuhkan orang-orang yang bersedia saling tolong-menolong dan membantu, dari welas asih itu pasti akan melahirkan kebijaksanaan untuk mencapai pencerahan tertinggi.

"Kami sangat apresiasi dan mendukung konferensi ini," katanya.

Pendiri Sakyadhita Bikhuni Karma Lekshe Tsomo mengatakan, Sakyadhita merupakan konferensi wanita Budha dari seluruh dunia dan sudah dilaksanakan secara rutin hingga kali ke-14.

Konferensi diadakan di Indonesia karena di Yogyakarta terdapat monumen penting tentang bagaimana masyarakat menghargai perbedaan. Selain itu, banyak juga situs sejarah Buddha yang ada di kawasan Yogyakarta dan sekitarnya.

"Kami memilih Yogyakarta sebagai lokasi penyelenggaraan konferensi ini, karena kami menganggap bahwa Yogyakarta ini merupakan contoh yang sangat luar biasa bagi toleransi antar umat beragama," katanya.
Ilustrasi/Bandara Adi Sutjipto

Menanti Pintu Gerbang Dunia di Kulonprogo

Sudah lama direncanakan, belum tereksekusi.

img_title
VIVA.co.id
8 Agustus 2016