Melacak Lokasi Keraton Kerajaan Pajajaran

Prasasti Batutulis di Bogor, Jawa Barat.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Dody Handoko
VIVA.co.id
Heboh Jual Beli Ginjal, Polisi Periksa 8 Saksi
- Kerajaan Pajajaran adalah nama lain dari Kerajaan Sunda saat kerajaan ini beribukota di Kota Pajajaran atau Pakuan Pajajaran (Bogor) di Jawa Barat. Kata Pakuan berasal dari kata Pakuwuan yang berarti kota. Kerajaan ini didirikan tahun 923 oleh Sri Jayabhupati, seperti yang disebutkan dalam Prasasti Sanghyang Tapak.

Kemenpora Gelontorkan Rp145 M untuk PON Jawa Barat
 
Bahaya Longsor, Gubernur Jawa Barat Tetapkan Waspada Satu
Kerajaan Pajajaran runtuh pada tahun 1579 akibat serangan Kesultanan Banten. Era  Pajajaran berakhir ditandai dengan diboyongnya Palangka Sriman Sriwacana (singgasana raja), dari Pakuan Pajajaran ke Keraton Surosowan di Banten oleh pasukan Maulana Yusuf. Namun, sampai sekarang letak keraton Pajajaran masih menjadi misteri.
 

Situs kerajaan Pajajaran yang ditemukan dikenal dengan nama Prasasti Batutulis di Bogor. Diduga kampung Batutulis yang sekarang terarah sebagai tempat puri kerajaan Pajajaran. Dalam buku Mencari Gerbang Pakuan dan Menelusuri Situs Prasasti Batutulis oleh Saleh Danasasmita diceritakan tentang pencarian keraton Pajajaran.

 

Kota Pakuan dikelilingi oleh benteng alam berupa tebing-tebing sungai yang terjal di ketiga sisinya. Hanya bagian tenggara batas kota tersebut berlahan datar. Pada bagian ini pula ditemukan sisa benteng kota yang paling besar. Penduduk Lawanggintung sisa benteng Kuta Maneuh.

 

Prasasti Batutulis sudah mulai diteliti sejak tahun 1806 dengan pembuatan "cetakan tangan" untuk Universitas Leiden (Belanda). Upaya pembacaan pertama dilakukan oleh Friederich tahun 1853. Sampai tahun 1921 telah ada empat orang ahli yang meneliti isinya. Akan tetapi, hanya Cornelis Marinus Pleyte yang mencurahkan pada lokasi Pakuan, sementara yang lain hanya mendalami isi prasasti itu.


Hasil penelitian Pleyte dipublikasikan tahun 1911 (penelitiannya sendiri berlangsung tahun 1903). Dalam tulisannya,
Het Jaartal op en Batoe-Toelis nabij Buitenzorg
atau "Angka tahun pada Batutulis di dekat Bogor," Pleyte menjelaskan, "
Waar alle legenden, zoowel als de meer geloofwaardige historische berichten, het huidige dorpje Batoe-Toelis, als plaats waar eenmal Padjadjaran's koningsburcht stond, aanwijzen, kwam het er aleen nog op aan. Naar eenige preciseering in deze te trachten".


“Dalam hal legenda-legenda dan berita-berita sejarah yang lebih terpercaya, kampung Batutulis yang sekarang terarah sebagai tempat puri kerajaan Pajajaran; masalah yang timbul tinggallah menelusuri letaknya yang tepat.”

 

Pleyte mengidentikkan puri dengan kota kerajaan dan kadatuan Sri Bima Narayana Madura Suradipati dengan Pakuan sebagai kota. Babad Pajajaran melukiskan bahwa Pakuan terbagi atas "
Dalem Kitha
" (Jero kuta) dan "
Jawi Kitha
" (Luar kuta). Pengertian yang tepat adalah "kota dalam" dan "kota luar."

 

Pleyte masih menemukan benteng tanah di daerah Jero Kuta, sekarang membentang ke arah Sukasari pada pertemuan Jalan Siliwangi dengan Jalan Batutulis. Letak keraton diduga kuat di sekitar Batutulis.

 

Laporan Adolf Winkler (1690) menyebutkan, di Batutulis Winkler menemukan lantai atau jalan berbatu yang sangat rapi. Menurut penjelasan para pengantarnya, di situlah letak istana kerajaan ("
het conincklijke huijs soude daerontrent gestaen hebben"
). Setelah diukur, lantai itu membentang ke arah paseban tua. Di sana ditemukan tujuh (7) batang pohon beringin. Namun posisi persisnya sampai sekarang masih menjadi misteri.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya