Mengenal Kekuatan Mistis Golok Banten

Golok Banten.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Dody Handoko

VIVA.co.id - Golok merupakan salah satu senjata khas dari Banten, khususnya di daerah Ciomas, Pandegelang, dan Baduy, Rangkasbitung. Golok ini sangat terkenal karena ketajamannya.
 
Salah seorang yang suka mengumpulkan golok khas Banten ini adalah Astari. Menurut Astari yang tinggal di komplek Masjid Agung Banten, Kasemen, Banten, golok Ciomas terkenal, karena keseimbangan bentuk, ketajaman dan kehalusan penempaan, dan tanpa hiasan huruf–huruf Arab, yang biasanya mewarnai senjata tajam keramat.
 
"Di luar bentuk fisiknya, golok Ciomas terkenal dengan kekuatan mistis dan racun yang terkandung dalam besi inti," kata Astari, ketika ditemui di rumahnya belum lama ini.
 
Golok yang biasa dipakai jawara ini biasanya memiliki bilah ramping antara 2-2,5 centimeter panjang antara 30-40 cm ketebalan lima milimeter, keseimbangan yang baik, sehingga bila menyalurkan tenaga bisa langsung di ujung. Gagangnya berbentuk bulat terbuat dari tanduk kerbau, kadang berbentuk kepala binatang.
 
Dia menjelaskan, golok ini tidak boleh digunakan keperluan sehari–hari seperti memotong dan menebang tanaman, memotong hewan, atau keperluan dapur. Sebab diyakini, racun dalam golok akan menyebar dan akan menyebabkan kematian.
 
"Bahkan, kekuatan mistisnya diyakini dapat menyengsarakan keluarga yang menyalahgunakan golok ini," ujarnya.
 
Pertunjukan debus di Banten, seperti atraksi memotong lidah, tangan, kaki, atau membacok anggota tubuhnya banyak yang menggunakan golok ini sebagai tolok ukur. Jika golok jenis ini tidak mempan di tubuh orang, hampir bisa dipastikan kekebalan serupa akan terjadi seandainya dihantam dengan golok.

Kisah Pelukis Arwah Si Manis Jembatan Ancol

Astari menambahkan, dari bentuk fisik dan batang golok, ada empat jenis utama golok Ciomas, yaitu Candung, Mamancangan, Kembang Kacang, Salam Nunggal, dan Malapah Gedang lok lain. Syarat utama adalah besi inti yang diperoleh dari bahan yang terbenam di Ciomas dan Pondok Kahuru dan Air Babakan Ciomas.
 
Besi inti diperoleh melalui ritual puasa, wiridan, dan tawasulan sebelum Bulan Maulud. Petunjuk adanya besi inti ini di suatu daerah diwujudkan dalam bentuk cahaya, atau impian tertentu, setelah besi inti diperoleh, besi itu di campur dengan besi biasa dan dibentuk.
 
Dia menututurkan, selain golok Ciomas dikenal pula golok Sulangkar. Penamaan Golok ini dinamakan Sulangakar diambil dari salah satu jenis besi yang digunakan, yaitu Besi Sulangkar. Besi sulangkar itu merupakan besi yang diambil dari injakan, undakan, foot step dari delman, atau sado yang sudah tua. Besi injakan delman itulah yang disebut besi sulangkar.
 
"Besi sulangkar ini diyakini dan dipercayai memberikan banyak manfaat, faedah,tuah kepada sang pemilik golok. Di antaranya gampang disayang dan disegani orang lain," ujarnya.
 
Gagang sarung, atau warangka golok sulangkar ini biasanya memakai tanduk, atau kayu. Untuk kayu, ada satu jenis kayu yang unik dari para pande besi di Pandegelang ini. Biasanya mereka memakai kayu renghas, atau reunghas. Kayu ini sangat khas, karena kayu ini biasanya direndam, atau ditenggelamkan di lumpur  untuk waktu yang relatif lama sampai warna kayu ini agak merah kecokelatan agak gelap.
 
Ada dua macam Golok yang dibuat dan digunakan oleh orang Baduy sehari-hari, yaitu golok polos dan golok pamor. Golok polos dibuat dengan proses yang biasa, menggunakan besi baja bekas per pegas kendaraan bermotor yang ditempa berulang-ulang.
 
Golok ini digunakan oleh orang Baduy untuk menebang pohon, mengambil bambu, dan keperluan lainnya. Golok Baduy yang telah diyakini kekuatannya, yaitu golok yang berpamor. Golok pamor memiliki urat-urat, atau motif gambar yang menyerupai urat kayu dari pangkal hingga ujung golok. (asp)