Mengintip Pemandian Putri Cantik Raja Majapahit
Rabu, 10 Juni 2015 - 06:47 WIB
Sumber :
VIVA.co.id
- Situs Trowulan pertama kali muncul dalam literatur berjudul "History of Java"
yang ditulis Sir Stamford Raffles tahun 1817.
Raffles mengatakan, bahwa nama Trowulan berasal dari Trang Wulan atau Terang Bulan. Saat ditemukan seluruh situs ini tertutup hutan jati yang cukup lebat, sehingga dia tidak terlihat sebagai sebuah situs kota.
Situs kota Kerajaan Majapahit ini dari masa abad XIII – XV Masehi. Berlokasi di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Trowulan adalah satu-satunya situs kota di Indonesia yang luasnya mencapai 11 x 9 kiloemeter 99 kilometer persegi, menyimpan ratusan ribu peninggalan arkeologis, baik yang sudah ditemukan maupun yang masih terkubur.
Terdapat banyak situs yang dapat Anda kunjungi seperti Candi Bajang Ratu, Candi Tikus, Candi Brahu, Candi Kedaton, Gapura Wringin Lawang, Kolam Segaran, Pendopo Mojopahit yaitu Petilasan Gajahmada, Museum Trowulan, Makam Putri Cempa yaitu permaisuri Raja Majapahit terakhir, Brawijaya.
Situs lainnya yang menarik adalah Candi Brahu dan Candi Tikus. Candi Brahu terletak di Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Mojokerto. Candi Brahu merupakan lokasi Ngaben atau pembakaran mayat di masa Kerajaan Majapahit.
Sementara Candi Tikus merupakan bangunan petirtaan yang memiliki puluhan pancuran.
Disebut Candi Tikus karena sewaktu ditemukan menjadi sarang tikus. Candi ini ditemukan bentuknya sebagai tempat pemandian putri kerajaan yang disebut dinuk (kesayangan).
Candi dengan kedalaman 80 hingga 100 centimeter di bawah permukaan tanah itu berbentuk bujur sangkar 22,5 meter x 22,5 meter yang bentuk candinya mirip Gunung Mahameru di India.
Tidak jauh dari candi Tikus, ada candi Bajang Ratu. Candi ini mirip seperti Gapura Wringin Lawang, tapi Candi Bajang Ratu tampak indah dengan paduan taman bunga warna-warni seluas 11.500 meter persegi dengan jalan masuk yang cukup luas.
Candi ini juga memiliki atap yang fungsinya sebagai Pintu Gerbang. Candi Bajang Ratu merupakan tempat penobatan Jayanegara sebagai ratu saat masih kecil.
Tak cuma candi, ada pula kolam Segaran Majapahit, panjangnya 375 m dan lebar 125 meter, dan tinggi dindingnya 3,16 meter. Kolam yang sampai saat ini masih dialiri air tersebut tak ubahnya telaga di tengah kota. Kolam (balong) kuno seluas 6,5 hektare ini ditemukan pertama kali oleh Maclain Pont tahun 1926.
Semasa Kerajaan Majapahit kolam ini juga difungsikan sebagai tempat rekreasi dan menjamu tamu dari luar negeri. Fungsi utamanya sebagai waduk dan penambah kesejukan udara kota. Dugaan sebagai waduk ini diperkuat dengan ditemukannya saluran pembuangan air yang berhubungan dengan kolam bulat (Balong Bunder) di Selatan serta kolam panjang (Balong Dowo) tepat di depan Museum Trowulan.
Kerajaan Majapahit berdiri 1293 M setelah runtuhnya kerajaan Singosari. Didirikan oleh Raden Wijaya, awalnya berpusat di daerah Hutan Tarik yang banyak terdapat Pohon Maja yang buahnya pahit, oleh karena itu dinamakan Majapahit. Raden Wijaya sendiri adalah menantu Raja Singosari yaitu Kertanegara dari garis keturunan KenArok, pendiri Kerajaan Singosari. Ia menjadi raja pertama Majapahit hingga 1309 masehi. (ren)
Situs kota Kerajaan Majapahit ini dari masa abad XIII – XV Masehi. Berlokasi di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Trowulan adalah satu-satunya situs kota di Indonesia yang luasnya mencapai 11 x 9 kiloemeter 99 kilometer persegi, menyimpan ratusan ribu peninggalan arkeologis, baik yang sudah ditemukan maupun yang masih terkubur.
Terdapat banyak situs yang dapat Anda kunjungi seperti Candi Bajang Ratu, Candi Tikus, Candi Brahu, Candi Kedaton, Gapura Wringin Lawang, Kolam Segaran, Pendopo Mojopahit yaitu Petilasan Gajahmada, Museum Trowulan, Makam Putri Cempa yaitu permaisuri Raja Majapahit terakhir, Brawijaya.
Situs lainnya yang menarik adalah Candi Brahu dan Candi Tikus. Candi Brahu terletak di Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Mojokerto. Candi Brahu merupakan lokasi Ngaben atau pembakaran mayat di masa Kerajaan Majapahit.
Sementara Candi Tikus merupakan bangunan petirtaan yang memiliki puluhan pancuran.
Disebut Candi Tikus karena sewaktu ditemukan menjadi sarang tikus. Candi ini ditemukan bentuknya sebagai tempat pemandian putri kerajaan yang disebut dinuk (kesayangan).
Candi dengan kedalaman 80 hingga 100 centimeter di bawah permukaan tanah itu berbentuk bujur sangkar 22,5 meter x 22,5 meter yang bentuk candinya mirip Gunung Mahameru di India.
Tidak jauh dari candi Tikus, ada candi Bajang Ratu. Candi ini mirip seperti Gapura Wringin Lawang, tapi Candi Bajang Ratu tampak indah dengan paduan taman bunga warna-warni seluas 11.500 meter persegi dengan jalan masuk yang cukup luas.
Candi ini juga memiliki atap yang fungsinya sebagai Pintu Gerbang. Candi Bajang Ratu merupakan tempat penobatan Jayanegara sebagai ratu saat masih kecil.
Tak cuma candi, ada pula kolam Segaran Majapahit, panjangnya 375 m dan lebar 125 meter, dan tinggi dindingnya 3,16 meter. Kolam yang sampai saat ini masih dialiri air tersebut tak ubahnya telaga di tengah kota. Kolam (balong) kuno seluas 6,5 hektare ini ditemukan pertama kali oleh Maclain Pont tahun 1926.
Semasa Kerajaan Majapahit kolam ini juga difungsikan sebagai tempat rekreasi dan menjamu tamu dari luar negeri. Fungsi utamanya sebagai waduk dan penambah kesejukan udara kota. Dugaan sebagai waduk ini diperkuat dengan ditemukannya saluran pembuangan air yang berhubungan dengan kolam bulat (Balong Bunder) di Selatan serta kolam panjang (Balong Dowo) tepat di depan Museum Trowulan.
Kerajaan Majapahit berdiri 1293 M setelah runtuhnya kerajaan Singosari. Didirikan oleh Raden Wijaya, awalnya berpusat di daerah Hutan Tarik yang banyak terdapat Pohon Maja yang buahnya pahit, oleh karena itu dinamakan Majapahit. Raden Wijaya sendiri adalah menantu Raja Singosari yaitu Kertanegara dari garis keturunan KenArok, pendiri Kerajaan Singosari. Ia menjadi raja pertama Majapahit hingga 1309 masehi. (ren)
Baca Juga :
Penggalian Lokasi Situs Majapahit Dinilai Langgar UU
Warga agar menghentikan penggalian di lokasi situs Majapahit.
VIVA.co.id
13 Maret 2016
Baca Juga :