Alasan di Balik Pembentukan Pasukan Gabungan Elite TNI
- ANTARA/ Eric Ireng
VIVA.co.id - Panglima TNI Jenderal Moeldoko melaporkan kepada Presiden Joko Widodo soal pembentukan tim pasukan khusus yang disebut Satuan Komando Operasi Khusus Gabungan (Koopssusgab) TNI. Menurut dia, TNI memang membutuhkan pasukan yang setiap saat bisa digerakkan dalam hitungan menit, bahkan detik.
Namun, kata Moeldoko pembentukan pasukan ini tak hanya digunakan untuk kepentingan mendesak. Namun juga untuk meningkatkan solidaritas antar matra.
"Itu bagian dari pembinaan. Upaya kita sangat keras membangun soliditas dan meninggalkan ego sektoral. Itu upaya saya, dari waktu ke waktu selalu saya tegakkan di lingkungan TNI sendiri," kata Moeldoko usai bertemu dengan Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa 9 Juni 2015.
Moeldoko menegaskan, pasukan itu sifatnya permanen. Satuan operasi komando khusus gabungan terdiri dari unsur Detasemen Khusus 81 atau Satuan 81/Penanggulangan Teror (Angkatan Darat), Detasemen Jala Mangkara atau Denjaka (Angkatan Laut), dan Detasemen Bravo 90 (Angkatan Udara).
Detasemen Khusus 81 adalah satuan di Kopassus yang setingkat grup. Personelnya adalah prajurit terbaik dari seluruh prajurit TNI Angkatan Darat. Kekuatan dari satuan itu tidak dipublikasikan secara umum mengenai jumlah personel maupun jenis persenjataan. Semua dirahasiakan.
Detasemen Jala Mangkara adalah sebuah detasemen pasukan khusus TNI Angkatan Laut. Denjaka adalah satuan gabungan antara personel Kopaska dan Taifib Korps Marinir TNI AL.
Denjaka memang dikhususkan untuk satuan antiteror, walau mereka juga bisa dioperasikan di mana saja terutama antiteror aspek laut. Denjaka memiliki tugas pokok membina kemampuan antiteror dan antisabotase di laut dan di daerah pantai serta kemampuan klandestin aspek laut.
Detasemen Bravo 90 dibentuk secara terbatas di lingkungan Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara pada 1990. Konsep pembentukannya merujuk kepada pemikiran Jenderal Guilio Douchet: Lebih mudah dan lebih efektif menghancurkan kekuatan udara lawan dengan cara menghancurkan pangkalan/instalasi, serta alutsistanya di darat daripada harus bertempur di udara.