Melintas di Makam Ini, Dipercaya Bisa Buat Pesawat Jatuh
Sabtu, 6 Juni 2015 - 05:01 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Dody Handoko
VIVA.co.id
- Wot Galeh adalah sebutan bagi sebuah kompleks pemakaman yang berada tak jauh dari kompleks Bandara Adi Sutjitpto Maguwo, Sleman, Yogyakarta. Letaknya kira-kira ada di sisi selatan landas pacu bandara, di antara lahan sawah yang ditanami tebu.
Wot Galeh juga dikenal sebagai Makam Pangeran Purbaya, putera Panembahan Senoppati yang disebut-sebut sangat sakti.
Menurut mitos, apapun akan jatuh ketika berada di atas makam ini. Mulai dari burung atau binatang yang lewat di atas makam akan mati. Bahkan sampai hari ini tidak ada pesawat yang berani lewat di atas makam Pangeran Purbaya.
“Setahu saya waktu saya kecil di sekitar kuburan Pangeran Purbaya banyak burung dan hewan yang mati bergeletakan. Selain baunya busuk juga membuat makam ini semakin angker karena rumputnya tinggi, ditumbuhi semak belukar,”ujar juru kunci makam Surakso Zaenudin, Jumat 5 Juni 2015.
Seingatnya sudah ada empat pesawat latih TNI AU yang jatuh di sekitar kompleks makam. Dia menghitung kejadian itu dari sekitar tahun 1970-2015. Pesawat latih itu bahkan ada yang jatuh di dekat pagar makam.
“Makanya penerbang tidak berani menerbangkan pesawat lewat di atas maka. Setiap akan latihan terbang pihak TNI AU juga ziarah ke makam Pangeran Purbaya,” ujarnya.
Beberapa waktu yang lalu pesawat Gilder 611 jatuh di dekat pagar makam. Lokasi jatuhnya pesawat berada 300 meter dari masjid Sulthoni Wotgaleh. Penyebab jatuhnya pesawat latih itu masih simpang siur.
Menurut Surakso terjadinya kecelakaan bisa jadi karena penerbang kurang mengindahkan rambu-rambu kearifan lokal, yakni larangan keras melintas di atas makam Pangeran Purbaya atau Wotgaleh.
Baca Juga :
Perempuan Bernama Y Kini Kuliah di UNY
Dari pantauan, di dalam pagar tembok kompleks makam Wot Galeh ini terdapat sebuah masjid semi terbuka. Cungkup makam berisi dua makam, yakni Pangeran Purbaya, dan sang bunda, Ratu Giring.
Selain itu, di belakang masjid terdapat sebuah sumur, yang konon dibuat semasa hidup Pangeran Purbaya. Bibir sumur setinggi kira-kira semeter tergolong lebar jika dibandingkan lebar bibir sumur kebanyakan.
Kompleks pemakaman ini setiap malam Selasa Kliwon maupun Jumat Kliwon ramai didatangi para peziarah. Mereka datang untuk semedi atau tirakat.
Umumnya, orang yang berniat melakukan tirakat biasanya mengawali prosesi dengan diguyur badannya menggunakan air sumur tersebut sebanyak tujuh kali.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Dari pantauan, di dalam pagar tembok kompleks makam Wot Galeh ini terdapat sebuah masjid semi terbuka. Cungkup makam berisi dua makam, yakni Pangeran Purbaya, dan sang bunda, Ratu Giring.
